Brigadir Yosua Tewas Ditembak

Beda Versi Membunuh atau Menghajar dari Bharada E dan Ferdy Sambo, Hakim Percaya Bukti dan Fakta

Perbedaan keterangan terkait perintah membunuh atau menghajar Brigadir Yosua alias Brigadir J dilontarkan pengacara dua tersangka, yakni Ferdy Sambo

Editor: Suci Rahayu PK
Capture Polri TV
Momen Ferdy Sambo lihat Bharada E saat rekonstruksi pembunuhan Brigadir J 

"Dalam proses pendampingan oleh LPSK, mereka melakukan evaluasi dan memiliki metode apakah RE jujur apa tidak," kata Ronny.

Menurutnya, Bharada E tidak akan berubah keterangannya sesuai BAP dan akan konsisten saat persidangan nanti.

"Nanti kita persesuaian saksi dan alat bukti lainnya. Jaksa akan melihat kasus ini tidak hanya pernyataan sepotong-sepotong saja dan berpatokan keterangan terdakwa saja," ujarnya.

Ronny mengaku memiliki sejumlah strategi dalam persidangan nanti untuk mengcounter pernyataan Ferdy Sambo.

"Janganlah orang kecil dan orang lemah seperti Bharada E ditimpakan semua kesalahan kepada dia. Bahwa Bharada E dengan almarhum adalah teman dan tidak ada masalah. Jadi apakah menembak karena iseng-iseng? Mereka teman satu kamar. Jadi ini jelas adalah perintah FS," katanya.

Sementara Bharada E yang memilik pangkat terendah tidak punya pilihan dan tidak bisa menolak.

Baca juga: Harga Minyak Goreng Hari Ini 14 Oktober 2022, Sania 2 liter di Alfamart Hanya Rp 36 Ribu

Baca juga: Warga Pergoki Pelaku Percobaan Pencurian Tembaga Listrik di Pematang Sulur Kota Jambi

Hakim kopi sianida Sebut Ada Persamaan

Perbedaan keterangan yang disampaikan kuasa hukum tersangka pembunuhan Brigadir Yosua alias Brigadir J, membingungkan publik.

Namun Binsar Gultom, hakim pada kasus kopi sianida menilai adanya kesamaan pada kasus pembunuhan Brigadir Yosua dengan kopi maut yang menewaskan Wayan Mirna Salihin itu.

Persamaan kedua kasus ini, menurut Binsar Gultom terletak pada kontroversi meninggalnya korban.

Pada kasus kopi sianida, kontroversi berkisar mulai dari meninggalnya korban bukan karena racun, hingga cara masuknya sianida.

Sementara pada perkara pembunuhan Brigadir J, ada sejumlah keterangan saksi pelaku yang saling berseberangan.

Mulai dari Ferdy Sambo ikut menembak, hingga perintah yang dinilai diartikan salah.

Menurut Binsar Gultom dalam pengalaman menyidangkan kasus kopi sianida, dirinya mengesampingkan pengakuan saksi. Ia memilih untuk melihat secara faktual bagaimana racun sianida masuk ke korban.

"Ada perbedaan keterangan ahli soal kadar sianida bisa membuat mati, tetapi kami masuk kepada fakta dan lewat CCTV," ujar Binsar Gultom di program Rosi KOMPAS TV, Kamis (13/10/2022).

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved