Kesehatan

Penyakit Gagal Ginjal Misterius Serang Anak-anak, Ada 131 Kasus di 14 Provinsi

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan sampai Oktober 2022 ada 131 kasus gagal ginjal akut misterius terjadi pada anak di Indonesia.

Editor: Fifi Suryani

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan sampai Oktober 2022 ada 131 kasus gagal ginjal akut misterius terjadi pada anak di Indonesia. Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI dr Eka Laksmi Hidayati, SpA(K) mengatakan ada 14 provinsi yang melaporkan kejadian tersebut.

"Sampai 10 Oktober ini, memang ada 14 IDAI cabang yang melaporkan kasus seperti ini, yang tipikalnya adalah acute kidney injure tanpa ada penyebab yang jelas dan jumlahnya ada 131," kata dokter Eka Rabu(12/10).

Adapun 14 provinsi tersebut adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Bali, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Aceh, Sumatera Barat, Jambi, Kepri, Papua Barat, dan NTT. IDAI mencatat terjadi lonjakan kasus dalam dua bulan terakhir, dimana pada Agustus ada 35 kasus, kemudian September meningkat jadi 71 kasus, serta Oktober ini sampai tanggal 11 ini 9 kasus.

"Mudah-mudahan kasus ini nanti yang sudah menurun dan bisa hilang," imbuh dia.

Pada umumnya penyakit ini terbanyak pada anak-anak balita namun ada juga usia sampai 8 tahun seperti yang terjadi di DKI Jakarta. Sementara di luar Jakarta kurang lebih sama, usia di bawah 5 tahun juga ada sampai belasan tahun.

"Kalau di Jakarta kami belum mendapatkan pasien di atas 8 tahun," imbuh dia.

Sampai saat ini, IDAI masih terus melakukan investigasi terkait penyebab pasti penyakit gagal ginjal akut misterius pada anak ini. "Kami betul-betul belum bisa menyimpulkan hasil investigasi yang sudah banyak kami lakukan," ungkap dia.

Dokter Eka memaparkan, secara umum tanda terkena gangguan ginjal akut misterius diawali dengan gejala infeksi seperti batuk, pilek atau diare serta muntah. Infeksi ini tidaklah berat, bukan tipikal infeksi yang kemudian harusnya menyebabkan acute kidney injury secara teoritis di kedokteran.

"Jadi itulah yang membuat kami heran hanya beberapa hari timbul batuk, pilek, diare atau muntah dan demam kemudian dalam 3 sampai 5 hari mendadak tidak ada urine," ujar Dokter Eka.

Ia menuturkan, keluhan terbanyak yang datang dari pasien adalah volume urine sangat berkurang sampai tidak sama sekali mengeluarkan urine. "Tidak bisa buang air kecil. Betul-betul hilang sama sekali BAK nya. Jadi anak-anak ini hampir seluruhnya datang tidak buang air kecil atau buang air kecil sangat sedikit," jelas dokter yang berpraktik di RSCM, Jakarta ini.

Karena itu, orang tua perlu meningkatkan kewaspadaan jika terjadi penurunan volume urine pada anak-anak. Segera periksakan ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

Terkait penyebab pasti gangguan ginjal akut misterius dokter Eka termasuk pihak yang masih mencari tahu adakah hubungan penyakit dengan konsumsi obat tertentu. Diketahui sebelumnya sebanyak 66 anak di Gambia dilaporkan meninggal dunia usai mengalami gagal ginjal. Kejadian tersebut dikaitkan dengan konsumsi obat batuk berbentuk sirup buatan India.

"Kami betul-betul belum bisa menyimpulkan hasil investigasi yang sudah banyak kami lakukan, apakah ada kaitan dengan obat seperti kasus Gambia. Kami juga sudah investigasi obat-obat, tapi tidak ada obat-obatan serupa dengan yang di India di Indonesia," kata dia.

Lebih jauh pihaknya juga melibatkan Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) dalam proses investigasi penyebab pasti penyakit ini, termasuk kemungkinan berasal dari interaksi obat. "Sudah dicek peredaran obat-obat yang diproduksi di India tidak ada yang diproduksi di Indonesia. Bahan baku juga nggak ada dari India," kata Dokter Eka.

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved