Brigadir Yosua Tewas Ditembak
Psikologi Forensik Nilai Ucapan Putri Candrawathi saat Jenguk Sambo Tak Cerminkan Korban
Kala itu, untuk pertama kali Putri Candrawathi muncul kehadapan publik. Sambil menangis-nangis, Putri Candrawathi mengaku begitu mencintai Ferdy Samb
TRIBUNJAMBI.COM - Psikologi Forensik, Reza Indragiri skeptis atau meragukan pengakuan Putri Candrawathi ke Komnas HAM dan Komnas Perempuan soal menjadi korban pelecehan seksual Brigadir J.
Pelecehan seksual itu disebut terjadi di Magelang, pada 7 Juli 2022, atau sehari sebelum Brigadir J dibunuh Ferdy Sambo.
Ia lalu membahas perilaku Putri Candrawathi di Mako Brimob, pada 7 Agustus 2022.

Kala itu, untuk pertama kali Putri Candrawathi muncul kehadapan publik.
Sambil menangis-nangis, Putri Candrawathi mengaku begitu mencintai Ferdy Sambo.
Begini ucapan Putri Candrawathi secara lengkap "Saya Putri, bersama anak-anak, saya mempercayai dan tulus mencintai suami saya.
Saya mohon doa, agar kami sekeluarga dapat menjalani masa yang sulit ini.
Dan saya ikhlas memaafkan segala perbuatan yang kami dan keluarga alami".
Menurut Reza Indragiri sikap Putri Candrawathi yang demikian, tidak mencerminkan perilaku seeorang yang telah menjadi korban pelecehan seksual.
Baca juga: Bharada E Disebut Emosi saat Rekontruksi, Karena Ferdy Sambo Tak Akui Ikut Menembak Brigadir J?
Baca juga: Pembunuhan Brigadir Yosua, Kabareskrim Jawab Isu Dugaan Pelecehan di Magelang
Tak cuma itu, istri Ferdy Sambo tersebut menurut Reza Indragiri telah melanggar undang-undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS), karena memunculkan identitasnya di depan publik.
"PC ini mengklaimnya diri sebagai korban tapi tindak tanduknya dia, justru menganulir klaim itu," ucap Reza Indragiri dikutip dari YouTube TV One, pada Senin (5/9/2022).
"Masih ingat enggak dia muncul di Mako Brimob, kalau mengacu undang-undang TPKS yang namanya korban itu harus ditutup identitasnya,"
"Tapi apa yang terjadi dimunculkan lalu memperkenalkan diri, dan menyebut namanya,"
"Kan aneh seseorang yang menyebut dirinya sebagai korban, dia melanggar undang-undang," ucap Reza Indragiri.
Reza Indragiri menambahkan Putri Candrawathi tak bersikap seperti korban kekerasan seksual pada umumnya, munkin karena dirinya memang bukan korban.
"Tindak-tanduknya tidak seperti korban, karena tidak punya pemikiran sebagai korban, kenapa? Ya karena bukan korban," kata Reza Indragiri.
"Orang yang mengalami penderitaan psikis yang sedemikian rupa dapat diapastikan akan mengisolasi dirinya,"
Baca juga: PHK Sepihak PT HAL, Penggugat Hadirkan Saksi Ahli, Ungkap Perbedaan Direktur Murni & Direktur Karir
Baca juga: Ucapan Ferdy Sambo ke Bharada E Sebelum Menembak Brigadir J: Ibu Dilecehkan, Kamu yang Bisa Menembak
"Tidak mau kontak dengan siapapun," imbuhya.
Tak cuma itu, Reza Indragiri juga menyoroti Putri Candrawathi yang bersikap tak kooperatif saat diperiksa LPSK.
Padahal kala itu, LPSK bermaksud memberikan perlindungan kepada Putri yang mengaku sebagai korban pelecehan seksual.
"Ketika diperiksa LPSK, justru PC diam seribu bahasa, kan aneh," kata Reza Indragiri.
"Kita didatangi lembaga yang ingin memberikan perlindungan, justru tidak kooperatif,"
"Ini sakit? atau pura-pura sakit?" tegasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Soroti Putri Candrawathi yang Nangis-nangis di Mako Brimob, Psikolog Forensik: Aneh Katanya Korban,
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Viral Siswa Kelas 1 SD di Riau Dicubit Guru Sampai Trauma dan Tak Mau Sekolah
Baca juga: Bharada E Disebut Emosi saat Rekontruksi, Karena Ferdy Sambo Tak Akui Ikut Menembak Brigadir J?
Baca juga: Pembunuhan Brigadir Yosua, Kabareskrim Jawab Isu Dugaan Pelecehan di Magelang