Pembunuhan Brigadir Yosua, Kabareskrim Jawab Isu Dugaan Pelecehan di Magelang

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat sejak awal dirilis Polri diwarnai isu pelecehan seksual.

Kasus dugaan pelecehan itu sangat menyakitkan bagi keluarga almarhum Brigadir Yosua, sebab tudingan itu dianggap menghina harkat dan martabat keluarga.

Pelecehan di Duren Tiga yang awalnya dilaporkan oleh Putri Candrawathi ke Polres Jakarta Selatan tidak terbukti, dan telah dihentikan penyidikannya.

TKP pun diubah, dari Duren Tiga ke Magelang, serta disebutkan peristiwa di Magelang yang menjadi pemicu pembunuhan itu.

Namun pihak Putri Candrawathi yang mengaku menjadi korban, tak pernah buat laporan ke Polres setempat.

Kabareskrim Polri, Komjen Pol Agus Andrianto bilang, bila dilaporkan ke Polres setempat, dugaan pelecehan itu bisa langsung ditindaklanjuti.

Untuk saat ini terkait pembuktiannya, apakah memang terjadi pelecehan atau tidak, sudah sangat sulit.

"Mereka tidak melaporkan kejadian tesebut ke Polres, sehingga tidak ada olah TKP dan pengambilan bukti-bukti terkait kejadian tersebut," kata Agus kepada wartawan, Senin (5/9/2022) malam.

Baca juga: LPSK Tahu Motif Pembunuhan Yosua yang Sebenarnya, Ungkap Kejanggalan Rekomendasi Komnas HAM

Baca juga: Akhirnya Kapolri Ungkap Motif Ferdy Sambo Membunuh Brigadir Yosua Hutabarat

Dengan begitu, ungkap Komjen Agus, maka hanya Putri Candrawathi, Brigadir Yosua Hutabarat, dan Tuhan yang tahu persis kebenaran isu pelecehan itu.

Di sisi lain, keluarga Yosua meyakini isu pelecehan itu cerita fiktif, dan isu sengaja terus dihembuskan untuk menguntungkan para tersangka.

Tiga Kapolda Akan Didalami

Tim Khusus yang dibentuk Kapolri untuk mendalami pembunuhan Brigadir Yosua akan mendalami dugaan keterlibatan tiga kapolda.

Beredar informasi tiga Kapolda ikut serta menyokong skenario Irjen Ferdy Sambo.

Ketiga Kapolda itu adalah Kapolda Sumut, Kapolda Jatim, dan Kapolda Metrojaya.