Inflasi Jambi 8,55 persen, Harga Kebutuhan Pokok Jadi perhatian Tim TPID Kota Jambi
Provinsi Jambi kembali jadi sorotan karena tahun 2022 ini inflasi Jambi mencapai angka 8,55 persen.
Penulis: Fitri Amalia | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM - Provinsi Jambi kembali jadi sorotan karena tahun 2022 ini inflasi Jambi mencapai angka 8,55 persen.
Presiden Joko Widodo menyentil pemerintah Provinsi Jambi agar dapat menekan angka inflasi tersebut.
Tolak ukur inflasi untuk Provinsi Jambi berdasarkan sample yang diambil dari dua kota yakni Kota Jambi dan Kabupaten Muaro Bungo.
Menanggapi perihal inflasi tersebut, Wakil Walikota Jambi, Maulana, mengatakan Kota Jambi telah memiliki Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang terdiri dari multisektor, mulai dari Bank Indonesia Perwakilan Jambi, Bulog dan Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi.
"Inflasi yang terbesar penyumbangnya adalah masalah pangan, kita melihat antara supply dan demand yang tidak seimbang menimbulkan inflasi yang tinggi," jelas Wawako Maulana, Sabtu Malam (20/8), saat dikonfirmasi usai menghadiri reses anggota DPRD Kota Jambi, di RT 9, Kenali Besar.
Baca juga: Angka Inflasi di Jambi Tertinggi, Edi Purwanto: Saya Yakin Gubenur Jambi Bisa Atasi
Maulana mengatakan kebutuhan masyarakat pasca pandemi covid-19 meningkat ada kelonggaran untuk kegiatan di lingkungan masyarakat.
"Pasca Pandemi ini banyak sekali acara syukuran, acara masyarakat, usaha-usaha dibidang pangan dan lainnya semua menggeliat, tetapi supply pangannya belum optimal, sehingga ada kenaikan misalnya harga cabai sampai mendekati harga daging, ini yang harus kita kendalikan dengan mengontrol supply dan demand," ujarnya.
Maulana mengatakan Tim TPID akan terus akan menilai, jika ada bahan pokok yang melambung tinggi, maka tim TPID akan segera melakukan operasi pasar untuk mengendalikan itu.
"Upaya kita bersama untuk menekan harga kebutuhan dasar, kebutuhan pokok, ini yang sekarang menjadi perhatian TPID, yang sekarang menjadi warning dari bapak Presiden untuk lebih berhati-hati, kita akan segera melakukan rapat TPID Kota Jambi," sebutnya.
Baca juga: Kepala BPS Provinsi Jambi Akui Inflasi Terjadi Sesuai Kata Presiden
Dia menyebut sebagian besar pangan kota Jambi dikirim dari daerah tetangga karena di kota Jambi sendiri daerah pertanian lokal sangat sedikit.
"Sementara kondisi cuaca juga berpengaruh pada panen petani sementara di sisi lain kebutuhan meningkat, jadi inilah mekanisme ekonomi yang harus kita pertimbangkan untuk menyeimbangkan antara supply dan demand," tutupnya.
Saat ini Provinsi Jambi menjadi daerah dengan angka Inflasi tertinggi di Indonesia yakni sebesar 8,55 persen disusul Sumatera Barat sebesar 8,01 persen, Bangka Belitung sebesar 7,77 persen, Riau sebesar 7,04 persen dan Aceh sebesar 6,97 persen.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/Wakil-Walikota-Jambi-Maulana-Rabu-3_8_2022.jpg)