Bocah Tewas di Septic Tank

Keluarga Bocah Tewas di Septic Tank Diminta Uang Autopsi, Polisi: Kita Punya Anggaran Sendiri

Direktur Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jambi, Kombes Pol Andri Ananta angkat bicara terkait biaya autopsi yang dikeluarkan oleh keluarga KY (4)..

Penulis: Aryo Tondang | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM/ARYO TONDANG
Dirreskrimum Polda Jambi, Kombes Pol Andri Ananta Yudistira 

Inisiatif penggalangan dana tersebut, tidak diketahui Yusman, yang pada saat itu masih syok, dan berulang kali pingsan mendapati anaknya tidak lagi bernyawa.

Beruntung, Effendi yang merupakan kakek korban sejak awal menjadi pendamping keluarga dalam kasus ini.

Effendi melihat kondisi orangtua korban, atau keponakannya tersebut sangat lemah, baik dari kondisi fisik dan ekonomi.

Dia berinisiatif memotong biaya pemakaman korban sekira Rp1 juta lebih dari hasil penggalangan dana.

Sehingga dari keperluan lainnya, hasil penggalangan yang akan digunakan untuk pembayaran autopsi hanya sisa Rp3 juta lebih.

"Waktu itu saya sampaikan ke pak Kapolsek Kotabaru bahwa kami hanya punya uang segitu, dan pak Kapolsek menyampaikan bahwa biaya sisanya akan ia tanggung bersama dengan anggotanya. Dan uang itu saya serahkan ke mereka," jelas Effendi.

Effendi juga yang bersikeras dan nekat meminta agar korban dilakukan autopsi, lantaran ia menemukan sejumlah kejanggalan di tubuh korban.

Saat itu, ia satu-satunya keluarga yang mendampingi pihak kepolisian melakukan visum luar di RS Bhayangkara.

Kemudian setelah selesai dilakukan visum luar, dokter menyarankan untuk dilakukan autopsi

"Saya tanya dokternya, katanya kecelakaan, tapi katanya, untuk lebih pasti lagi saya diarahkan untuk lakukan autopsi, dan saya langsung ngotot untuk dilakukan autopsi," sebutnya.

Saat itu, anggota kepolisian yang berada di lokasi memberi tahu ke pada Effendi, bahwa proses autopai akan membutuhkan biaya.

Di awal pihak kepolisian menyampaikan besar biaya autopsi sebesar Rp5.500.000, tetapi kondisi tanpa kain kafan dan tidak dimandikan.

Kemudian Effendi meminta agar dilakukan secara keseluruhan, tetapi dengan total biaya Rp6.550.000.

"Saya katakan saat itu, saya usahain, saya merasa ada kejanggalan pada tubuh cucu saya. Untuk mengetahui sesuatu yang keluar dari bagian vital korban, luka goresan di bagian paha dan dagu, saya sanggupi proses autopsinya," kata Effendi.

Setelah itu, jenazah KY akhirnya dibawa ke RS Abdul Manap untuk dilakukan proses Autopsi, kata Effendi, saat itu dokter yang melakukan proses autopsi yakni dr Erni.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved