Renungan Harian Kristen - Pindah dari Kematian Kepada Kehidupan

Penilaian terhadap segala hal menjadi rusak dan cenderung pada hal-hal buruk dalam kehidupan.

Manusia mengangkat diri sebagai hakim atas kehidupan; seakan berhak menentukan hidup dan matinya ciptaan lain. Terhadap alam, manusia mengekploitasi tanpa batas hanya untuk kepuasan; terhadap sesama, juga demikian.

Merendahkan sesamanya dan dijadikan pijakan hanya karena berbeda warna kulit, ras dan golongan.

Memprihatinkan bukan? Itulah akibat dosa: kualitas hidup yang merosot dalam segala hal, tanpa terkecuali.

Allah tidak tinggal diam. Ia merancang untuk menyelamatkan. Klimaks penyelamatan ketika dalam Yesus harus mengalami kerusakan melalui kematian diatas kayu salib dalam rangka perbaikan dan penataan ulang kehidupan.

Kebangkitan-Nya membuktikan bahka karya penyelamatan itu sukses gilang gemilang dan menjanjikan kepada setiap orang yang percaya akan diselamatkan: beralih dari kematian kepada kehidupan.

Itulah yang Yesus janjikan ketika Ia berkata, "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup."

Bagaikan benih yang harus ditanam, menjadi busuk dan mati, namun kemudian tumbuh tunas baru yang memberikan pengharapan kepada para petani, demikian juga Yesus bagi kehidupan kita hari ini.

Memang kita masih harus menjalani kehidupan hari ini yang sarat dengan derita dan sengsara.

Namun sebenarnya kita sedang menantikan dalam pengharapan yang baru.

Tubuh ini memang akan rusak pada saatnya, dan itu baik. Sebab telah menanti tubuh baru yang tidak akan binasa, ketika Yesus datang untuk kali yang kedua, nanti.

Jalani kehidupan dengan harapan tersebut. Penderitaan dan sengsara tidak perlu melemahkan kita, sebab pengharapan selalu ada bagi orang percaya. Yakinlah! Amin

Renungan harian oleh Pdt Feri Nugroho S.Th, GKSBS Palembang Siloam