Berita Batanghari
Warga Batanghari Sulit Membeli Gas Elpiji 3 Kg, Dampak Harga Nonsubsidi Naik
Fenomena kelangkaan gas elpiji 3 kg alias gas melon kini terjadi di Batanghari usai PT Pertamina membuat keputusan untuk menaikkan harga gas elpiji...
Penulis: A Musawira | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, MUARABULIAN - Fenomena kelangkaan gas elpiji 3 kg alias gas melon kini terjadi di Batanghari usai PT Pertamina membuat keputusan untuk menaikkan harga gas elpiji nonsubsidi.
Wati seorang ibu rumah tangga di Pal V Muara Tembesi mengaku kesulitan membeli gas elpiji 3 kg itu.
Dia mengatakan hari ini telah membeli di toko eceran karena stok dipangkalan selalu kosong.
Dikatakannya, dia membeli dengan harga Rp40 ribu. Walaupun di atas HET dia tetap membeli karena membutuhkan.
Dari pada harus membeli gas 12 kg yang saat ini harganya sudah mencapai Rp200 ribu lebih.
“Kelangkaan gas ini terjadi sejak bulan ramadan ini. Memang warga tak banyak yang komentar padahal di pangkalan ada warga yang ambil lebih dari jatah minimum, teganya warga lain tak kebagian terpaksa membeli di toko eceran, Rp 40 ribu,” katanya pada Selasa (29/4/2022).
Meski begitu, Wati yang membeli di toko eceran di lingkungan rumahnya melihat banyak sekali tabung gas elpiji 3 kg tersedia di sana.
“Kemarin ada agen datang ke pangkalan, selang beberapa waktu gas itu ternyata langsung habis. Memang Ada yang membeli 5 tabung gas dan itu nyatanya untuk dijual. Pihak Agen masuk ke pangkalan seminggu sekali, kadang senin, selasa dan Jumat. Satu orang bisa membeli minimal 2 tapi ada juga yang membeli lebih dari itu,” ucapnya.
Ahmad Farizal Kabag Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Batanghari mengakui penyelewangan ini memang sudah terjadi gegara gas elpiji non subsidi naik.
"Karena naik ini, memicu ke penyelewangan. Orang banyak beralih ke gas elpiji subsidi efeknya gas langkah saat ini,” katanya.
Mengetahui kelangkaan ini, pihaknya akan merencanakan Minggu depan turun ke pangkalan supaya menganalisa kelangkaan dan kenaikan harga ini.
“Kita bilang kepada pihak pangkalan jangan kasih ke orang yang ekonominya menengah ke atas. Misalnya ada yang membeli pake mobil mewah, dia belum berhak beli yang subsidi,” ujarnya.
Sebab untuk yang subsidi ini ialah masyarakat kurang mampu atau masyarakat miskin yang membeli dengan harga subsidi Rp 17 ribu.
“Di lapangan kita temukan di atas Rp 20 ribu semua. Untuk itu, lebih baik kita berikan yang berhak dan yang diutamakan warga kurang mampu,”
“Tabung gas elpiji nonsubsidi 12 kg harganya Rp 200 ribu lebih dan 5.5 kg kini sudah Rp 85 ribu dari harga awal Rp 75 ribu,” pungkasnya.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: DPRD Batanghari Beri Rekomendasi LKPJ 2021, Wabup: Ini Catatan Strategis, Kepala OPD Cepat Respon
Baca juga: Oknum Penyalur Gas Elpiji Tak Sesuai Jumlah Bisa Ditindak, Ini Kata Disperindag Kota Jambi
Baca juga: Warga Kota Jambi Dimintai Tanda Tangan untuk Laporan, Dapat Jatah Gas Elpiji Tak Sesuai Prosedur