Kurangi Sampah, Tuti Terapkan Konsep Hidup Minimalism
Sampah yang tak terkendali menjadi masalah yang dapat mencemari tanah, air, laut, udara. Masalah sampah juga dapat berdampak buruk terhadap kesehatan.
Penulis: Ade Setyawati | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Sampah yang tak terkendali menjadi masalah yang dapat mencemari tanah, air, laut, udara. Masalah sampah juga dapat berdampak buruk terhadap kesehatan.
Meski begitu, masih banyak masyarakat yang belum sadar dampak buruk dari sampah khususnya sampah plastik bagi kehidupan. Beruntung kini mulai muncul generasi-generasi muda yang peduli dengan sampah.
Srituti Apriliani Putri yang kerap disapa Tuti dengan konsisten berusaha untuk mengurangi sampah.
"Untuk memulai hidup dengan mengurangi sampah itu tidak mudah, meskipun tidak mudah aku mencoba yang terbaik dari hal-hal kecil, dan aku juga mencoba menerapkan gaya hidup minimalism," jelasnya.
Konsep hidup minimalism atau hidup minimalis Tuti terinspirasi dari seorang influencer nasional yang dirasanya keren.
"Influencer ini membahas tentang kehidupannya dengan konsep minimalism, dimana konsep ini menekankan bagaimana kita hidup dengan sangat minim menggunakan barang-barang atau yang dapat menghasilkan sampah," tambahnya.
"Berawal dari situ, aku mulai menerapkan konsep tersebut, mulai follow akun-akun peduli sampah juga seperti akun Instagram @zerowaste.id_official @iyfewithless @ecobricks.plastic.transition," lanjutnya.
Tuti juga mulai memikirkan apa yang dapat dibuat dengan sampah-sampah platik, tanpa di buang ke TPA dan tanpa dibakar. Kemudian muncul ide untuk membuat ecobrick.
"Misalnya ketika aku keluar ada kegiatan seminar atau kegiatan apa, dapat botol plastik dan nanti botol itu ku bawa pulang dibuat ecobrick," ucapnya.
Baca juga: Pemkot Pacu Persiapan Pembangunan TPS3R Untuk Menangani Sampah
Ecobring adalah botol platik di isi dengan sampah-sampah plastik dimana sampah ini yang paling sulit terurai, diisi sampai padat dan saat sudah banyak bisa dipakai.
"Ecobring bisa digunakan sebagai pengganti bata, membuat pot, membuat meja, membuat kursi, membuat pagar dan membuat yang lainnya," katanya.
Selain itu, Tuti juga menyadari bahwa perempuan menyumbang sambah cukup besar, seperti skincare, makeup, pembalut dan lain sebagainya.
"Aku sadar, wanita kan juga menyumbang sampah cukup besar, bekas makeup, bekas skincare, pembalut dan lain sebagainya, kalau dulu aku main buang-buang aja kalau sekarang sebisa mungkin dimanfaatkan," jelasnya.
"Seperti bekas liptint, dari pada dibuang aku jadikan refill lotion wanitakan butuh touch up juga, dari pada bawa lotion besar mending bawa yang ukuran travel kit, dan biasanya 5 hari sekali baru di refill lagi," tambahnya.
Baca juga: Sampah di Tangan Yusnaini Bisa Menjadi Berbagai Macam Barang Bermanfaat
Selain itu Tuti juga menekankan bahwa kesadaran membawa tumbler juga sangat penting, mengurangi penggunaan botol plastik sekali pakai.