Materi Khutbah Jumat
Materi Khutbah Jumat Singkat Bertema " Waspada Tipu Daya Dunia"
Berikut materi tentang " Waspada Tipu Daya Dunia". yang merupakan materi Khutbah Jumat, Khotbah Jumat dalam Sholat Jumat
Jangan sampai seorang Muslim tidak lagi merasa terikat dengan aturan syariat. Seperti kecintaan pada materi sehingga menjadikannya tujuan tanpa mempertimbangkan sudut pandang keimanan.
Dampak buruknya tidak lagi memperhatikan hukum-hukum Islam.
Allah Ta’ala berfirman mengingatkan orang-orang yang memiliki pemikiran seperti ini:
“Dan kecelakaanlah bagi orang-orang kafir karena siksaan yang sangat pedih, (yaitu) orang-orang yang lebih menyukai kehidupan dunia dari pada kehidupan akhirat, dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan Allah itu bengkok. Mereka itu berada dalam kesesatan yang jauh.” [Quran Ibrahim: 2-3].
Allah Ta’ala juga berfirman,
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” [Quran At-Taghabun: 15].
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga berlindung dari kondisi demikian. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa,
“Ya Allah, jangan Kau jadikan musibah justru pada agama kami. Jangan pula kau jadikan dunia adalah obsesi terbesar kami. Dan puncak pengetahuan kami.”
Ibadallah,
Barang siapa yang cintanya pada dunia mengalahkan kecintaannya pada agamanya, lebih mengedepankan syahwatnya dibanding ketaatan, maka orang-orang seperti ini telah masuk perangkap iblis.
Allah Ta’ala berfirman mengingatkan kita agar tidak menempuh jalan hidup yang demikian,
“Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah.” [Quran Fatir: 5]
Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Celakalah hamba dinar, celakalah hamba dirham, celakalah hamba khamisah dan khamilah (sejenis pakaian yang terbuat dari wool/sutera). Jjika diberi ia senang, tetapi jika tidak diberi ia marah.”
Ibadallah,