Harga Minyak Sayur Curah Tembus Hingga Rp 20 Ribu

Berita Jambi-Toko-toko sembako di Jambi menjual minyak goreng masih dengan harga tinggi, khususnya minyak goreng curah

Penulis: Ade Setyawati | Editor: Nani Rachmaini
Ilustrasi. Mengemas minyak goreng curah 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI -Toko-toko sembako di Jambi menjual minyak goreng masih dengan harga tinggi, khususnya minyak goreng curah, ini juga merupakan efek dari tingginya harga sawit yang terus naik.

Dan penjual minyak menanggapi terkait berita Kementerian Perdagangan akan stop peredaran minyak curah per 2022 mendatang.

Tim Tribun Jambi melakukan pantauan minyak curah beberapa toko sembako di Jambi, untuk harga saat ini bervariasi.

Nando pedagang sembako di Angso Duo menanggapi terkait beredarnya berita Kementerian Perdagangan akan stop peredaran minyak curah per 2022 dan mengatakan harga minyak masih di Rp 18 ribu dan untuk peminat tidak begitu banyak.

"Kalau memang Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan menyetop minyak sayur curah di 2022, kita sebagai pedagang akan mengikut aturan, kalau sekarang kan masih boleh jadi masih kita jual," jelasnya.

"Untuk harga minyak curah di sini Rp 18 ribu dan untuk peminat tidak terlalu banyak karena ada minyak-minyak lain yang harganya lebih di bawah," tambahnya.

Seperti yang kita tau bersama, akibat kenaikan harga sawit, yang paling berpengaruh ialah minyak goreng curah sedangkan untuk minyak lainnya naik tapi tidak begitu tinggi.

"Yang naik cukup tinggi hanya minyak curah, untuk minyak kemasan tidak begitu tinggi. Naiknya paling hanya naik Rp 500 saja, paling banyak Rp 1 ribu. Jadi pembeli lebih memilih minyak yang lain," tambahnya.

"Untuk pemasok nya juga kita beli dari Jambi," tutupnya.

Sedangkan untuk toko sembako di luar pasar Angso Duo berbeda-beda harga, di area talang bakung harga minyak curah Rp 18-Rp 20 ribu.

"Disini untuk harga minyak curah Rp 18-Rp 20 ribu, memang cukup tinggi naik nya, sedangkan untuk harga minyak kemasan tidak begitu tinggi naik nya," jelasnya.

Ia melanjutkan karena kenaikan nya tinggi, pembeli lebih sedikit karena lebih memilih minyak kemasan yang harganya lebih murah, pembeli membeli mana yang harganya lebih murah.

Hana selaku pembeli di toko sembako menanggapi terkait akan stopnya peredaran minyak sayur curah di 2022.

"Saya mendukung stop peredaran minyak sayur curah ini karena memang minyak sayur curah lah naik paling tinggi dari minyak lain ketika sawit naik, sedangkan sawit turun harga minyak sayur curah belum tentu turun," tutupnya. (*)

Baca juga: Pelarangan Minyak Goreng Curah, Kepala Perwakilan BI Jambi: Ada Dampaknya ke Inflasi

Baca juga: Disperindag Kota Jambi Tanggapi Soal Larangan Minyak Goreng Curah

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved