Rusia Cemas, AS Kerahkan Pesawat Pembom Bersentaja Nuklir untuk Serang Moskow

Menteri Pertahanan Rusia mengatakan pada hari Selasa (23/11/2021) pesawat pembom strategis AS berlatih menggunakan senjata nuklir untuk melawan Rusia.

Editor: Teguh Suprayitno
REUTERS/USAF-Handout KM/HB
Pentagon kirim pesawat pembom B-52 ke Pulau Guam, Pasifik, setelah China melakukan serangan ke Taiwan. 

TRIBUNJAMBI.COM - Ketegangan antara Amerika Serikat dengan Rusia semakin panas akhir-akhir ini.

AS bahkan meningkatkan latihan serang dengan pesawat pembom strategis menggunakan senjata nuklir untuk melawan Rusia.

“Kami menyaksikan peningkatan yang cukup besar dalam aktivitas pembom strategis AS di dekat perbatasan Rusia,” ujar Sergey Shoigu, Menteri Pertahanan Rusia, Selasa (23/11/2021) seperti dilaporkan kantor berita TASS.

Selama sebulan terakhir, AS telah melakukan sekitar 30 penerbangan ke perbatasan Federasi Rusia. Itu kata Shoigu 2,5 kali lebih banyak dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Bulan ini, selama latihan Global Thunder Komando Strategis AS, 10 pembom strategis berlatih menggunakan senjata nuklir melawan Rusia secara bersamaan dari arah barat dan timur,” ujarnya seperti dilansir dari Al Arabiya.

Posisi pesawat pembom AS saat ini berada 20 kilometer dari perbatasan Rusia.

Shoigu menekankan bahwa kerja sama antara Rusia dan China sekarang lebih penting daripada sebelumnya di tengah potensi konflik yang berkembang di berbagai wilayah di dunia.

Baca juga: Pimpinan Pentagon Terdiam Lihat Rudal China, Bisa Kelilingi Dunia Sebelum Hancurkan Target

Hubungan Rusia-AS semakin memburuk sejak Presiden Joe Biden menjatuhkan sanksi kepada Moskow.

Sanksi diberikan karena Rusia dianggap ikut campur dalam pemilihan presiden AS 2020 dan karena keterlibatannya dalam peretasan badan-badan federal Amerika.

Namun sejauh ini Moskow membantah tuduhan tersebut.

AS juga memerintahkan 10 diplomat Rusia diusir dan memberlakukan pembatasan baru pada kemampuan Rusia untuk meminjam uang.

Moskow meresponnya dengan mengusir 10 diplomat AS, memasukkan mantan dan pejabat AS saat ini ke daftar hitam, serta memberlakukan pembatasan pada kedutaan AS di Rusia.

Baca juga: Taliban Semakin Terdesak, Kini Mohon-mohon ke Amerika Akibat Keuangan Sekarat

Rusia-Ukraina

Ketegangan antara Rusia dan Ukraina juga meningkat baru-baru ini.

Rusia bahkan dikabarkan telah mengumpulkan puluhan ribu pasukan di dekat perbatasannya dengan Ukraina.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved