Penipuan Investasi Ternak Lele
Melihat Lokasi PT DHD Farm di Sungai Gelam, Ribuan Lele Mati dan Kolam Ditumbuhi Semak
Berita jambi-Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Jambi mencatat, hingga saat ini, sebanyak 27 orang resmi mengadu terkait dugaan penipuan investasi lele
Penulis: Aryo Tondang | Editor: Nani Rachmaini
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI- Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Jambi mencatat, hingga saat ini, sebanyak 27 orang resmi mengadu terkait dugaan penipuan investasi ternak lele PT Darsa Harka Darussalam (DHD) Farm Mitra Indotama.
Tidak tanggung-tanggung, kerugian akibat investasi ini mencapai Rp 1,4 miliar.
Menilik lebih dalam, penipuan berkedok investasi ikan lele ini sendri sudah ada sejak November tahun 2018 lalu, atau sudah berusia 2 tahun.
Dari keterangan Yushernawan, pemilik dari lahan yang disewa oleh PT DHD Farm sebagai lokasi pengelolaan ribuan kolam ikan atau yang disebut juga bioflog tersebut, sedikitnya ada 1.300 bioflog atau kolam yang berada di atas lahan miliknya.
Ribuan kolam tersebut, berada di atas lahan seluas 2 hektare, yang disewa oleh PT DHD.
Sepengetahuan Yushermawan, untuk di Jambi sendiri terdapat 5 cabang PT DHD yang tersebar di sejumlah wilayah di Provinsi Jambi.
Baca juga: Polda Jambi Terima 27 Laporan, Kerugian Akibat Investasi Ternak Lele di Jambi Mencapai Rp 1,4 Miliar
Baca juga: Dijanjikan Untung Banyak, Ratusan Warga Jambi Jadi Korban Investasi Ternak Lele
Baca juga: Ratusan Warga Jambi jadi Korban Investasi Ternak Lele Hingga Merugi Hingga Ratusan Juta
"Ini lahan dan kolam pertama di Jambi, dan kemudian mengikut di sejumlah kabupaten. Kalau tidak salah di Jambi ada lima," kata Yushermawan, saat ditemui di lokasi kolam milik PT DHD di RT 15, Kebun 9, Sungai Gelam, Muaro Jambi, Jumat (15/10/2021).
Kepada sejumlah awak media, Yus mengaku, gejolak permasalahan PT DHD mulai terlihat sejak empat bulan terakhir, dan puncaknya pada bulan Juli 2021 kemarin.
"Sudah ada gejolak sebenarnya sekira empat bulan lalu, tetapi bulan Juli, para karyawan mulai tidak dibayarkan upahnya," bilangnya.
Pascamencuatnya dugaan penipuan terhadap ratusan mitra PT DHD ini, kata Yus, kondisi lokasi peternakan lele sudah mulai tidak terawat.
Pantauan tribun, lokasi kolam tersebut jauh dari jalan umum, masuk melalui perkebunan milik masyarakat.
Setibanya di lokasi, pintu gerbang memasuki kawasan yang terbuat dari seng sudah tampak rusak, dan tidak terjaga.
Di bagian dalam, rerumputan sudah mulai menjulang tinggi, mengikuti bundaran kolam ikan, yang terbuat dari besi dan terpal.
Jalan menuju ke lokasi juga dipenuhi semak, tampak seolah tidak pernah dilintasi oleh manusia atau kendaraan.
Di bagian depan, terdapat sekira 900 kolam, yang dibentuk berjajar sekira 200 meter. Jarak antara kolam cukup rapat, hanya bisa dilewati olah satu orang dewasa, dengan celah-celah yang ditumbuhi semak.

Sementara sekira 400 kolam lainnya ada terpisah.
Kemudian, beberapa kolam pelepasan yang dibuat dengan petakan-petakan tanah tampak ditumbuhi oleh enceng gondok.
Kondisi sejumlah barak, tempat para pekerja juga sudah terlihat kumuh.
Bahkan, ribuan ikan juga ikut mati dari sejumlah kolam berjaring milik PT DHD tersebut.
Ratusan ekor ikan lele tampak mengambang di dua kolam berjaring milik PT DHD, sehingga menimbulkan aroma busuk.
Dua kolam ini berbeda dengan kolam atau bioflag, yang dibuat terpisah, seperti tempat khusus untut pembesaran bibit.
Di mana, kolam ini terbuat dari kolam tanah dan dipasang jaring.
Yus mengaku, nyaris setiap hari mengangkat ratusan bangkai ikan dari dalam kolam, untuk meminimalisir bau yang tidak sedap.
"Ini sudah ribuan ikan yang mati, karena memang tidak ada biaya untuk pakannya, kami juga bingung arahnya ini gimana," jelasnya.
"Jangankan pakan ikan, karyawan saja sudah tidak digaji selama 1,5 bulan," tegasnya.
Setidaknya ada 20 karyawan yang bekerja di PT DHD tersebut, dan saat ini nasibnya belum ada kepastian.
"Kalau dulu, tidak meski belum gajian teman-teman karyawan masih rajin kerja, bersih-bersih, kalau sekarang sudah tidak ada, bahkan banyak orang yang tidak dikenal masuk ke sini," tutupnya.
Hingga saat ini, Yus masih menunggu dan berharap yang terbaik atas permasalahan ini. (*)
Baca juga: Pembangunan Jalan Tol di Jambi sedang Tahap Inventarisasi, Begini Penjelasan Sekda
Baca juga: Pemred Tribun Jambi Sepanggung dengan HBA dan Syarif Fasha