Berawal dari ATM Diblokir, Warga Kudus Kaget Uang Rp 5,8 Miliar di Bank Lenyap
Moch Imam Rofii, Warga Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah menggugat Bank BUMN karena uangnya Rp 5,8 miliar raib.
TRIBUNJAMBI.COM, KUDUS - Moch Imam Rofii, Warga Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah kehilangan uang Rp 5,8 miliar.
Ia pun menggugat bank BUMN ke Pengadilan Negeri Kudus, Jawa Tengah.
Gugatan tersebut dilakukan karena Rofii kehilangan uang yang ia tabung di Bank BUMN sebesar Rp 5,8 miliar.
Rofii mengaku tidak tahu bagaimana bisa uang di tabungannya itu ditransfer ke sejumlah orang.
Ia baru sadar saldonya berkurang Rp 5,8 miliar setelah mengganti ATM yang terblokir.
Kuasa hukum Rofii, Musafak Kasto mengatakan kliennya merupakan nasabah di bank BUMN Kantor Cabang Kudus.
"Kejadian ini diketahui klien kami pada 31 Mei ketika hendak mengambil uang tunai Rp 20 juta di salah satu Bank BUMN Cabang Karanganyar, Demak," katanya dikutip Tribunnews dari Tribun Jateng, Selasa (12/10/20221).
"Saat itu informasi dari teller, kartu ATM klien kami diblokir dan disarankan mengganti kartu ATM di Bank BUMN Kantor Cabang Kudus," papar Musafak.
Imam Rofii kemudian mengurus pemblokiran kartu ATM miliknya ke Bank Kantor Cabang Kudus.
"Bahwa setelah dicek identitas, buku tabungan serta kartu ATM, kemudian kartu ATM klien kami diganti dengan kartu ATM Platinum baru dengan nomor 461xxxxxxxxxxxxx dan kartu lama digunting dimusnahkan," kata Musafak.
Setelah rampung mengurus ATM yang baru, kata Musafak, kliennya itu pun berhasil menarik uang sebesar Rp 20 juta.
Hanya saja, sambung Musafak, seketika itu juga kliennya tersebut langsung kaget melihat saldonya telah terkuras Rp 5,8 miliar.
"Usai klien kami menarik uang Rp 20 juta, klien kami lantas melakukan pengecekan saldo di buku tabungan yang ternyata hanya tersisa Rp 128 juta (Rp 128.680.480,45)."
"Klien kami terkejut karena seharusnya saldo yang tersisa adalah Rp 5,9 miliar (Rp 5.948.774.486)," ungkap Musafak.
Merasa ada kejanggalan lantaran saldo rekening tetiba menghilang, Imam Rofii beserta saudaranya kemudian berupaya mengonfirmasi ke Kantor Cabang Kudus."
"Dari keterangan pihak bank, tercatat ada empat kali transaksi di rekening Imam Rofii pada 17 Mei 2021."
"Rinciannya transfer Real Time Gross Settlement (RTGS) tanah bantul 2 sebesar Rp 2.000.030.000, kemudian transfer RTGS tanah bantul 1 sebesar Rp 2.000.030.000, transfer RTGS tanah sawah bantul sebesar Rp 1.300.030.000 dan penarikan tunai sebesar Rp 500 juta."
"Klien kami tidak merasa melakukan transaksi tersebut akhirnya ditunjukkan foto buku tabungan dan foto KTP orang yang melakukan transaksi di Bank Mandiri Cabang Magelang atas nama rekening klien kami."
"Setelah diteliti ternyata foto orang, tandatangan dan pekerjaan serta tanggal penerbitan KTP berbeda dengan KTP klien kami."
"Ditambah lagi nama serta tanda tangan pada buku tabungan juga berbeda," terang Musafak.
Baca juga: Kasus Pengamanan Perkara di KPK, Novel Baswedan Yakin Robin Pattuju Tak Bekerja Sendirian
Baca juga: Heboh Temuan Uang Pecahan Rp 50 Ribu dan Rp 100 Ribu di Jawa Tengah, Ternyata Faktanya
Dengan adanya dugaan pembobolan rekening milik kliennya tersebut, Musafak menilai Bank berpelat merah tersebut telah melakukan kelalaian, sehingga harus sudi mengganti rugi serta mengembalikan uang kliennya.
"Bank Mandiri telah lalai dan harus melakukan penggantian uang klien kami," tegas Musafak.
PN Kudus membenarkan Juru Bicara Pengadilan Negeri Kudus Dewantoro membenarkan adanya pendaftaran gugatan dari Moch Imam Rofi'i melalui kuasa hukumnya terhadap PT Bank Mandiri Kantor Cabang Kudus secara daring (e-Court) pada 6 Oktober 2021 dengan nomor perkara 59/Pdt.G/2021/PN Kds dengan klasifikasi perkara perbuatan melawan hukum.
Sidangnya sudah dijadwalkan pada 20 Oktober 2021 dengan agenda sidang pertama yang akan dipimpin Hakim Ketua Ahmad Buchori dan Hakim anggota Galih Bawono serta Rudi Hartoyo.
Berdasarkan petitumnya, penggugat mengajukan ganti rugi untuk kerugian materiil atas pembobolan rekening penggugat sebesar Rp 5,8 miliar.
Sedangkan kerugian immateriil (moril) Rp 50 miliar karena beban psikologi penggugat yang merasa kehilangan uang yang dipercayakan kepada tergugat serta pengurusan dugaan pembobolan rekening yang telah menghabiskan pikiran dan tenaga.
Gugatan lainnya, yakni menghukum tergugat untuk membayar uang paksa atau dwangsom kepada penggugat sebesar Rp50 juta tiap hari karena keterlambatan membayar, yang mulai dihitung sejak adanya putusan atas perkara tersebut.
"Benar, itu gugatan yang didaftarkan," kata Dewantoro.
Sementara itu Bank Mandiri Kantor Cabang Kudus menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus dana nasabahnya yang saldonya berkurang hingga Rp5,8 miliar kepada Bank Mandiri Pusat, termasuk menghadapi gugatan di Pengadilan Negeri Kudus.
Bank Mandiri Kantor Cabang Kudus mengaku juga sudah menerima surat undangan persidangan dari Pengadilan Negeri Kudus.
"Sudah diteruskan ke Bank Mandiri Pusat dan yang akan memberikan pernyataan juga dari pusat langsung," kata Kepala Bank Mandiri Kantor Cabang Kudus Prasetyono. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Nasabah di Kudus Gugat Bank BUMN Karena Kehilangan Uang Rp 5, 8 M: Berawal dari ATM Terblokir.