Renungan Kristen
Renungan Harian Kristen - Berkata Benar Setiap Waktu
Bacaan ayat: Pengkhotbah 5:5-6 (TB) Janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam dosa, dan janganlah berkata di hadapan utusan Allah bahwa engkau khilaf.
Berkata Benar Setiap Waktu
Bacaan ayat: Pengkhotbah 5:5-6 (TB) Janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam dosa, dan janganlah berkata di hadapan utusan Allah bahwa engkau khilaf.
Apakah perlu Allah menjadi murka atas ucapan-ucapanmu dan merusakkan pekerjaan tanganmu?
Karena sebagaimana mimpi banyak, demikian juga perkataan sia-sia banyak. Tetapi takutlah akan Allah.
Oleh Pdt Feri Nugroho
Ketika bermimpi, beberapa orang dapat menceritakan secara detail apa yang terjadi. Yang lain hanya gambaran besarnya saja.
Dalam Alkitab mimpi dipakai Tuhan untuk memberikan peringatan, misalnya kepada Yusuf; agar tidak kembali kepada Herodes.
Secara psikologis, mimpi dipahami sebagai pelepasan ketegangan alam bawah sadar yang ditekan ketika terjadi banyak kesibukan.
Beberapa mimpi hanya di sebut sebagai bunga tidur sehingga tidak perlu terlalu risau ketika terjaga.
Apapun mimpinya, pada akhirnya dikembalikan kepada kita untuk mensikapinya dengan bijak tanpa harus terjebak didalamnya.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Jujur di Hadapan Tuhan
Karena kita juga harus waspada, Iblis bisa juga memakai mimpi untuk menyesatkan.
Pengkotbah memiliki prespektif yang menarik berkaitan dengan mimpi.
Dalam pengalaman banyak orang, kebanyakan mimpi tidak pernah mempunyai arti.
Sedetail apapun mimpi dapat diceritakan kembali, pada kenyataannya, itu cuma mimpi dan tidak pernah terhubung dengan realita.
Akibatnya data cerita dari mimpi tidak pernah kena mengena dengan realitas kehidupan. Mimpi menjadi sia-sia, tidak berguna dan tidak bermakna.
Oleh Pengkotbah fakta tersebut dijadikan sebagai gambaran bagi orang yang terlalu banyak berkata-kata.
Jika perkataan yang dikeluarkan bermakna dan bertujuan membangun kehidupan, pasti tidak akan ada masalah.
Persoalannya, kata dan kalimat yang dibuat hanya sekedar luapan hati dan perasaan sesaat, tanpa ada tujuan untuk mengarah kepada kebaikan.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Keselamatan Untuk Semua Bangsa
Dalam organisasi, para anggota diajak rapat satu atau dua jam demi kemajuan, terasa sangat lama.
Sementara ketika berbicara tentang gosip yang sedang hangat, bisa bertahan berjam-jam. Aneh bukan?
Ironisnya, gosip (digosok makin sip) selalu mengarah pada penilaian subyektif, menambah ide dan gagasan lain yang jauh dari realita yang sebenarnya.
Pengkotbah menyimpulkan, itu pilihan yang sia-sia, seperti banyak mimpi yang tidak bermakna.
Ujung-ujungnya, ketika terjadi klarifikasi yang muncul pertama adalah "Saya khilaf.. ".
Bayangkan, korban hati yang remuk telah berjatuhan disepanjang jalan perbincangan, hanya diselesaikan dengan pernyataan, "Saya tidak sengaja..".
Benarkah tidak sengaja atau khilaf, padahal ketika membicarakannya diwarnai dengan semangat yang bergelora?
Waspadalah setiap saat, jangan sampai perkataan mulut kita membawa kita ke dalam dosa!
Apakah perlu Allah menjadi murka atas ucapan-ucapanmu dan merusakkan pekerjaan tanganmu?
Apakah perlu Allah harus menunjukkan kuasa-Nya dalam hukuman hanya untuk memberi peringatan untuk berhati-hati dalam berkata-kata?
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Iman yang Bertumbuh dalam Penganiayaan
Untuk itu, takutlah akan Allah.
Sebelum berkata-kata, pikirkan terlebih dahulu apakah perkataan itu membangun kehidupan atau menghancurkannya?
Cepatlah untuk mendengar, bahkan sampai dua kali lebih banyak sebelum satu kali berbicara.
Allah tahu motif terdalam dalam hati sehingga tidak ada yang tersembunyi dihadapan-Nya.
Sudahkah hari ini membuat kata-kata yang membangun kehidupan?
Amin
Renungan hari ini oleh Pdt Feri Nugroho S.Th, GKSBS Palembang Siloam
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/23052021-renungan1.jpg)