Tokoh Pendiri PKI

Semaun, Ketua Umum Pertama Partai Komunis di Indonesia, Awalnya Bagian dari Partai Sarekat Islam

Jauh sebelum kemerdekaan, Partai Komunis Indonesia (PKI) merupakan bagian dari Partai Syarikat Islam (SI). Lalu siapa yang mendirikan PKI di Indonesia

Editor: Deni Satria Budi
wikipedia
Semaun 

Mengenal Faham Sosialis

Karena kepopuleran yang dimiliki oleh Semaun, membuat pendiri Indische Sosiaal Democratische Vereniging (ISDV) dan Vereniging van Spoor en Tramweg Personcel (VSTP), Sneevkiet tertarik untuk merekrutnya.

ISDV adalah organisasi sosialis Hindia Belanda dan VSTP adalah organisasi buruh dan kereta api.

Sneevkiet ini merupakan orang yang menganut faham sosialis yang mana menganggap semua manusia itu sama rasa sama rata.

Faham itu dirasa cocok oleh Semaun hingga akhirnya dirinya bergabung dalam ISDV dan VSTP. Di organisasi itu Semaun didapuk sebagai propagandis yakni orang yang melakukan propaganda.

Baca juga: Misteri Sosok DN Aidit dan Terjadinya Peristiwa G30SPKI

Lahirnya Jiwa Komunis

Semaun bersama dengan dua rekannya, Alimin dan Darsono mewujudkan keinginan dari Sneevliet untuk memperbesar dan memperkuat gerakan komunis di Hindia Belanda.

Setelah lama di ISDV dan jiwa komunisnya semakin menjadi, hal ini membuat hubungan dirinya dengan SI menjadi renggang.

Pada 23 Mei 1920, kemudian Semaun memilih untuk mengganti ISDV menjadi Partai Komunis Hindia. Nama itu tidak berlangsung lama, selang tujuh bulan nama itu diubah menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Di partai tersebut Semaun menjadi ketua umumnya.

Sehingga ketua umum pertama dari PKI adalah dirinya. Awalnya PKI ini adalah bagian dari SI, akan tetapi terjadi perbedaan faham akhirnya SI dan PKI berpisah pada Oktober 1921. 

Baca juga: Kisah Sukitman, Polisi yang Saksikan Kekejaman PKI Habisi 7 Jenderal di Lubang Buaya

Diasingkan ke Belanda

Pada 1923 Semaun bersama dengan VSTP melakukan aksi mogok besar-besaran. Akibatnya dirinya pun ditangkap dan diasingkan ke Belanda. Di Belanda ia menjalin hubungan dengan organisasi mahasiswa Indonesia di Belanda. Tidak lama kemudian ia pun pergi ke Moskow Uni Soviet.

Di sana ia bekerja sebagai pengajar Bahasa Indonesia di Institut Ketimuran dan Institut Hubungan Luar Negeri Moskow.

Ia juga bekerja di radio Moskow untuk mengisi siaran berbahasa Indonesia. Hingga kemudian ia pun menikah menikah dengan seorang perempuan Rusia bernama Varia.

Puncaknya ia dipercaya menjabat sebagai ketua Badan Perancang Negara di Tajikistan.
Setelah lama di Uni Soviet ia ingin pulang ke Indonesia, akan tetapi hal itu dicegah oleh pimpinan Soviet.

Akan tetapi setelah Presiden Soekarno yang meminta langsung ke Uni Soviet akhirnya pada 1956 Semaun pulang ke Indonesia.Namun setelah pulang ke Indonesia ia tidak terlibat lagi dalam PKI.

Baca juga: Kisah Kopassus Mencari Jenderal Korban G30SPKI di Sumur Tua

Sumber: (TribunnewsWiki.com)

Sumber: TribunnewsWiki
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved