Teman Tuli di Kota Jambi Ajarkan Masyarakat Bahasa Isyarat
Teman-teman tuli di Kota Jambi mengajarkan bahasa isyarat, karena tidak semua masyarakat umum mengenal bahasa yang mereka gunakan.
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Teguh Suprayitno
Laporan Wartawan Tribun Jambi Samsul Bahri
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI-Teman-teman tuli di Kota Jambi mengajarkan puluhan orang bahasa isyarat.
Setiap gerakan yang diajarkan dari dua pemandu wanita yang tidak tampak ada kekurangan di mereka. Teman-teman tuli dengan suka cita memberikan pengetahuan tentang gerakan bahasa isyarat.
Tidak banyak masyarakat yang bisa menggunakan bahasa isyarat. Hal ini bisa saja dalam kehidupan sehari-hari karena memang tidak dalam lingkup orang-orang yang membutuhkan komunikasi dengan bahasa isyarat.
Namun, sesungguhnya ini adalah kesulitan yang di hadapi oleh teman-teman tuli ketika berkomunikasi. Kesulitan yang dihadapi mereka karena memang mereka tidak terlalu bisa berkomunikasi dengan suara. Teman-teman tuli melakukan komunikasi salah satunya dengan bahasa isyarat.
Bahasa isyarat merupakan bahwa komunikasi dengan mengenal komunikasi manual, bahasa tubuh, dan gerak bibir, bukannya suara. Hal ini yang perlu menjadi perhatian bersama bahwa sebetulnya kita juga perlu memikirkan bagaimana teman-teman di sana yang kesulitan berkomunikasi dengan suara.
Ini pula yang menjadi perhatian dari Duta Bahasa Provinsi Jambi bersama Pusat Bahasa Isyarat Indonesia (Pusbisindo) Provinsi Jambi dan Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia Provinsi Jambi (Gerkatin). Gerakkan tangan membentuk huruf abjad di sertai suara yang tidak terlalu terdengar dan di ikuti oleh puluhan peserta.
Tidak ada yang berbeda, sebagaimana layaknya dua pemandu di atas panggung yang mencoba mengajarkan hal baru yaitu bahasa isyarat bahkan mungkin sebagian menilai cukup asing di lakukan oleh puluhan orang yang berada dalam ruangan itu.
Karena tidak terlalu biasa, sejumlah orang bahkan harus berkali-kali berlatih untuk bagaimana sesuai dengan teknik bahasa isyarat yang sesuai dan dapat dimengerti. Ini pun beberapa teman tuli datang ke tiap-tiap bangku yang terisi untuk mengarahkan gerakan tangan yang benar.
Baca juga: Di Sini Spot Indah Paralayang di Kota Sungai Penuh dan Kerinci
Baca juga: Berumur 76 Tahun, Ini Harapan Zahral Mutzaini pada RRI Jambi
Awal kegiatan hingga akhir kegiatan semua bersuka cita, tidak ada keterbatasan yang sebetulnya ada pada diri teman-teman tuli. Mereka sama halnya dengan kita pada umumnya, bahkan mereka memiliki hal yang di luar dugaan kita.
Mereka hanya butuh tempat, butuh orang yang perhatian kepada mereka, mereka butuh ruang butuh teman berdiskusi untuk memunculkan mereka dengan lingkungan biasa. Hal ini lah yang tergerak dari Fira, Duta Bahasa Provinsi Jambi.
Firs menyebut bahwa muncul nya kegiatan untuk belajar bahasa isyarat dengan teman tuli Jambi karena sebelumnya Ia sadar bahwa di Jambi dirinya jarang bertemu dengan teman tuli. Setelah masa pencarian dengan komunitas teman-teman tuli di Jambi, baru Ia mengajak teman Duta bahasa untuk mengelar pelatihan bahasa isyarat.
"Ya ini penting karena teman-teman tuli kita tahu bahwa mereka berkomunikasi dengan bahasa isyarat, sementara kita secara pribadi tidak mengenal bahasa isyarat. Melalui kegiatan ini, sebagai pengetahuan bersama untuk di lingkup lebih luas bisa di sadari bahwa bahasa isyarat juga di perlukan," katanya.
Lebih lanjut disampaikan oleh Fira bahwa selama mengenal teman-teman tuli Jambi, mereka hanya butuh perhatian bersama. Mereka butuh tempat dan publikasi dengan apa yang mereka lakukan dengan hal-hal inspiratif.
"Mereka butuh perhatian pemerintah, butuh ruang untuk mereka mengekpresikan diri yang sebetulnya mereka ini punya banyak bakat yang sebetulnya perlu mendapat apresiasi," katanya.