Renungan Kristen
Renungan Harian Kristen - Mengampuni Itu Berarti Menyelesaikan Persoalan
Bacaan ayat: Amsal 17:9 (TB) Siapa menutupi pelanggaran, mengejar kasih, tetapi siapa membangkit-bangkit perkara, menceraikan sahabat yang karib
Luka fisik bisa saja sembuh dalam kurun waktu tertentu, namun tidak ada jaminan bahwa luka hati akan sembuh pada saat yang sama.
Masih adakah harapan untuk sembuh? Adakah solusi untuk pulih?
Berbicara tentang pengkhianatan, manusia memang setiap hari berada di bibir kurang pengkhianatan.
Jika tidak waspada, sangat mudah terperosok dalam jurang pengkhianatan.
Adam dan Hawa di Eden telah berkhianat dengan tidak taat kepada Allah.

Berbicara tentang sakit hati, rasanya Allah lah yang paling punya hak untuk melakukan itu.
Kurang apa Allah, ketika Dia telah menciptakan manusia sedemikian rupa, diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, dengan harapan besar dapat memancarkan kemuliaan Allah atas ciptaan yang lain.
Ternyata Allah mendapati Adam dan Hawa tidak taat.
Dalam situasi mencekam tersebut, Allah mendemonstrasikan kasih kekal yang ada pada diri-Nya: Ia merancang untuk menyelamatkan. Ia proaktif bertindak untuk melakukan rekonsiliasi.
Alkitab menjadi catatan sejarah yang memperlihatkan bagaimana tindakan Allah yang nyata dalam sejarah manusia.
Jika Allah saja memperlihatkan tindakan kasih yang sedemikian rupa, siapalah manusia, kita, yang sedemikian berani menyimpan kekesalan hati, kemarahan dan dendam?
Apa yang telah Allah lakukan untuk mengasihi, seharusnya memberi inspirasi kepada kita untuk mengampuni.
Sebagaimana Allah dalam kasih-Nya berkenan untuk mengampuni, demikian halnya kita; dapat memilih untuk mengampuni sebagai solusi menuju rekonsiliasi.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Mari Memuji dan Mengagungkan Tuhan
Penulis Kitab Amsal mempunyai kata mutiara indah yang dapat menginspirasi kita. "Siapa menutupi pelanggaran, mengejar kasih, tetapi siapa membangkit-bangkit perkara, menceraikan sahabat yang karib."
Tindakan menutupi pelanggaran, apakah itu berarti menyembunyikan kesalahan orang lain dan menganggapnya tidak ada? Tentu tidak demikian.