Dilema Penjual Bendera di Batanghari Saat Pandemi, PPKM hingga Harga yang Naik
Penjualan bendera dan umbul-umbul jelang HUT RI ke 76 anjlok akibat pandemi Covid-19.
Penulis: A Musawira | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM, MUARA BULIAN-Penjualan bendera dan umbul-umbul jelang HUT RI ke 76 anjlok akibat pandemi Covid-19.
Seorang pedagang bendera yang ditemui di kawasan Jalan Jendral Sudirman Kelurahan Rengas Condong, Dani menguku omsetnya turun.
Namun di sisi lain, harga bahan baku dan ongkos perjalanan naik.
Dirinya mengaku, meskipun saat ini masih ada masyarakat yang membeli bendera dagangannya namun jumlahnya sudah tidak sebanyak dulu.
Peringatan 17 Agustus tinggal dua hari lagi, ia tak menyangka omset penjualan turun drastis hingga 50 persen.
Ia yang berasal dari Bandung, Jawa Barat itu menjelang hari kemerdekaan selalu meletakan atribut Hari Kemerdekaan RI di Muara Bulian.
“Tahun lalu 10 hari jelang 17 Agustus bisa mengantongi Rp 2 juta dalam sehari, namun tahun ini hanya Rp 700 ribu-Rp 1 juta. Ya terasa kali lah turunnya omset kita," ujar Dani.
PPKM level 4 dan 3 di berbagai daerah juga berdampak pada turunnya omset ini.
Dirinya juga harus menyesuaikan jika berpergian harus melengkapi dokumen untuk melakukan perjalanan. Bahkan setiap perjalanan ia harus melakukan tes swab antigen.
“Harga bahan baku kain untuk bendera maupun umbul-umbul pada tahun ini juga naik, hal ini juga disebabkan pandemi Covid-19 yang berdampak terhadap semua lini,” pungkasnya.
Baca juga: Ibu Rumah Tangga di Sarolangun Dibekuk Polisi Bersama 4 Pria di Kontrakan
Baca juga: Dana DAU Merangin Tertunda Akibat Insentif Nakes Belum Dibayar, DPRD Desak Dinkes
Baca juga: Ini Penyebab Tanjab Timur Krisis Guru
Caption: Dani Pedagang bendera yang ditemui di kawasan Jalan Jendral Sudirman, Rengas Condong Hadapi Penurunan Omset Hingga 50 Persen Tahun Ini.
