Olimpiade Tokyo 2021

CURHAT Apriyani Peraih Medali Emas Olimpiade, Pernah Jualan Sayur Keliling Demi Dapat Uang Jajan

Apriyani merupakan sosok peraih medali emas pada Olimpiade Tokyo 2021. Namun perjuangan Apriyani untuk meraih medali emas olimpiade tidak mudah.

Editor: Rohmayana
Badminton Indonesia
Greysia Polii/Apriyani Rahayu menjadi pebulutangkis Indonesia pertama yang lolos semifinal Olimpiade di sektor ganda putri 

(Almarhumah) Omande pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga.

Sedangkan Opande pekerjaannya PNS. Tapi sebagian waktunya dia juga bertani.

Apriyani mengaku pernah bejualan sayur demi mendapatkan tambahan uang jajan. Untuk bisa mendapatkan raket bulu tangkis, orang tuanya pernah menggadaikan perhiasan.

"Gadai perhiasan memang betul. Waktu itu saya ingat banget Saya masih kecil deh. Jadi di depan rumah itu kan halamannya lumayan besar.

Tetangga saya itu laki-laki. Nah dia juga senang bulu tangkis," kata Apriyani dalam wawancara di kanal Youtube Indosportdotcom.

"Karena Saya nggak ada raket. Saya pakai raket dari kayu. Dibuatin sama Opande. Dibuat dari kayu. Di situ main aja berdua sama anak cowok itu," kata Ani.

"Kok nya juga kok yang sudah rusak banget. Kita main, main, main.. Tak tuk, tak tuk,tak tuk. Gitu! Enak aja. Sampe sore sampai keringat sudah itu mandi. Kayak gitu. Jadi nggak mikir sampai ke sini," katanya.

Baca juga: KPK Jadwalkan Hari Ini Periksa 3 Anggota DPRD Jambi dan Plt Kadis PU Terkait Kasus Suap APBD Jambi

Banyak orang di sekitar Apriyani yang menilai dia akan sulit berkembang karena postur tubuh yang pendek.

Itu menjadi tantangan lainnya yang harus dia hadapi. Ada yang menyepelekan Apriyani karena dia memiliki postur tubuh pendek.

"Mereka menganggap tidak mungkin lah Saya jadi pemain (bulu tangkis) orangnya pendek. Banyak yang menganggap begitu. Tapi Omande sama Opande tetap mendukung untuk terus jalan," katanya.

"Di rumah saya itu, mamah saya suka menanam cabe rawit, sayur, jagung. Kaya gitu-gitu. Di belakang rumah kan luas tuh. Dipetik-petikin sama mamah saya terus diikat".

"Dia bilang gini. Ani (kata Almarhumah ibu) Kamu kan tidak ada uang jajan. Jadi jual ini Sayur. Gitu, Ngajarinnya sampai gitu mamah saya. Omande Almarhumah".

"Iya mah, berapa nih satu ikat. Harganya seribu. Kalau ada yang tawar 500 perak nggak apa-apa. Atau kalau nggak, kamu naikin dulu deh harganya jadi 1500 gitu. Nanti kalau ditawar baru (turun)," katanya.

"Udah jalan. Ada sayur, terong. Itu dua itu kebanyakan di belakang rumah dua itu. Keluar saya, Terong sayur, terong sayur. Alhamdulillah suka habis aja (jualannya, red)," kata Apriyani.

Sudah dari kecil Apriyani sudah siap menerima komitmen dan melalui perjuangan sulit. Ibaratnya, "Mau saya makan nasi sama garam saja pun saya akan jalani," kata Apriyani.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved