Ini 5 Penyebab Parahnya Banjir di Eropa, Ribuan Orang Hilang

Eropa porak-poranda diterjang banjir besar, ribuan orang dilaporkan hilang dan 183 orang tewas.

Editor: Teguh Suprayitno
AP PHOTO/DAVID YOUNG
Hujan deras menyebabkan tanah longsor dan banjir di bagian barat Jerman, puing-puing rumah yang runtuh terlihat di distrik Blessem, Erftstadt, Jerman, Jumat, 16 Juli 2021. 

Ini 5 Penyebab Parahnya Banjir di Eropa, Ribuan Orang Hilang

TRIBUNJAMBI.COM - Eropa porak-poranda diterjang banjir besar, ribuan orang dilaporkan hilang dan 183 orang tewas.

Banjir besar yang melanda Jerman dan wilayah lain di barat "Benua Biru" digambarkan sebagai bencana, zona perang yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Hingga Minggu (18/7/2021), dilaporkan setidaknya 183 orang tewas. Jumlah korban banjir dikhawatirkan masih terus meningkat.

Pertanyaan besar pun muncul: Bagaimana banjir Eropa bisa terjadi begitu parah?

Ini lima penyebabnya menurut para pakar yang dihubungi AFP.

1. Cuaca tak biasa

"Massa udara bermuatan banyak air terblokade pada ketinggian tinggi oleh suhu dingin, membuat mereka mandek selama empat hari di wilayah tersebut," jelas Jean Jouzel, ahli iklim dan mantan wakil presiden Panel Antarpemerintah dalam Perubahan Iklim (IPCC).

Sebanyak 100-150 milimeter hujan turun pada 14 dan 15 Juli, menurut layanan cuaca Jerman. Jumlah tersebut biasanya terlihat selama dua bulan.

Sebetulnya Eropa sudah berulang kali dilanda banjir parah sebelumnya, tetapi pekan ini banjir terjadi begitu luar biasa dan menimbulkan kerusakan parah, menurut ahli hidrologi Jerman, Kai Schroeter.

2. Pemanasan global? 

Banyak politisi Eropa menuding banjir yang terjadi akibat pemanasan global, tetapi sayap kanan AfD Jerman justru menuduh mereka memanfaatkan banjir untuk mempromosikan agenda perlindungan iklim. 

"Kami belum bisa mengatakan dengan pasti bahwa peristiwa ini terkait dengan pemanasan global," ujar Schroeter, tetapi "Pemanasan global membuat peristiwa seperti ini lebih mungkin terjadi".

Dalam istilah teknis, perubahan iklim berarti Bumi menjadi lebih hangat sehingga lebih banyak air yang menguap.

"Menyebabkan massa air yang lebih besar di atmosfer, meningkatkan risiko curah hujan yang tinggi," ujarya. 

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved