Berita Internasional
Negara Kim Jong Un Dalam Masalah, Korea Utara akan Memasuki Masa Paceklik Parah Mulai Agustus 2021
Korea Utara akan merasakan fase terparah dalam krisis pangan di negaranya dalam waktu dekat ini.
TRIBUNJAMBI.COM, SEOUL - Korea Utara akan merasakan fase terparah dalam krisis pangan di negaranya dalam waktu dekat ini.
Hal itu disampaikan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, FAO, pada hari Senin (5/7).
FAO melaporkan bahwa krisis pangan di Korea Utara akan memasuki fase terparah mulai bulan depan.
Dalam laporannya, FAO juga menyebut bahwa Korea Utara akan menghadapi kekurangan pangan sekitar 860.000 ton tahun ini.
Mereka pun sampai memperingatkan bahwa negara itu dapat mengalami masa sulit pada bulan depan.

Korea Utara selama bertahun-tahun telah berjuang untuk bisa menghadapi sanksi internasional atas senjata nuklir dan program rudal balistiknya.
Sanksi tegas banyak negara itu sampai membuat Korea Utara sulit melakukan kerjasama perdagangan, sehingga pasokan makanan untuk rakyatnya sendiri menjadi sulit didapatkan.
Laporan FAO yang dikutip dari Channel News Asia menyebutkan bahwa Korea Utara juga diproyeksikan akan menghasilkan 5,6 juta ton biji-bijian tahun ini. Jumlah tersebut masuk ke kategori "hampir rata-rata" dunia.
Jumlah itu nantinya kurang 1,1 juta ton dari jumlah yang dibutuhkan untuk memberi makan seluruh penduduk Korea Utara.
Dengan impor komersial yang juga secara resmi direncanakan sebesar 205.000 ton, Korea Utara kemungkinan akan menghadapi kekurangan pangan sekitar 860.000 ton.
"Jika kesenjangan ini tidak bisa ditutupi dengan impor komersial dan/atau bantuan pangan, rumah tangga (Korea Utara) dapat mengalami paceklik yang berat dari Agustus hingga Oktober," ungkap FAO.
Baca juga: BAK Kopassus, Satuan Elite Korea Utara Juga Pelajari Ilmu Kebal Debus dengan Latihan Mengerikan
Baca juga: Situasi Pangan di Korea Utara Memburuk, Kim Jong Un Perintahkan Ibu Rumah Tangga Kerja di Sawah
Baca juga: Korea Utara Dilanda Krisis Pangan, Harga 1 Kg Pisang Capai Rp 641 Ribu, Kim Kong Un Akui Hal Ini
Di sisi lain, Pyongyang masih tetap menutup perbatasannya sejak Januari tahun lalu untuk bisa melindungi diri dari pandemi.
Akibatnya, perdagangan dengan pihak Beijing, yang merupakan mitra utamanya, melambat.
Bantuan internasional pun juga telah meninggalkan negara itu.
Pandemi Covid-19 dan serangkaian badai, serta banjir yang melanda Korea Utara beberapa tahun lalu jadi penyebab krisis pangan sejauh ini.