Kopassus

Kopassus dengan Mudah Buat Satuan Elite AS Klenger Bukan dengan Senjata Canggih, Namun Buah Ini

Peristiwa satu ini benar adanya dan merupakan kisah nyata. Dimana Kopassus dan pasukan elite AS berada di satu lapangan yang sama.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Kolase/Tribunjambi.com
Kopassus dan US Army 

TRIBUNJAMBI.COM - Aksi prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) satu ini buat kaget pasukan elite Amerika Serikat (AS).

Peristiwa satu ini benar adanya dan merupakan kisah nyata. Dimana Kopassus dan pasukan elite AS berada di satu lapangan yang sama.

Saat itu anggota Kopassus makan beling dan mempraktikkan ilmu debus, pasukan elite AS sama sekali tak berkutik.

Namun, yang paling mudah untuk membuat klenger pasukan khusus AS, ialah ketika dalam latihan jungle survival disuguhi buah durian.

Cerita ini terjadi ketika pada 1980-an Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (TNI) hendak membentuk pasukan khusus. Saat itu, pasukan yang dibentuk harus memiliki kemampuan antiteror.

Ilustrasi Prajurit Kopassus
Ilustrasi Prajurit Kopassus (Instagram @ noer_mancunk_ramadistro)

Sebagai referensi, ada beberapa satuan pasukan khusus dari berbagai negara menjadi acuan.

Referensi yang diperoleh, seperti ilmu pasukan khusus dari Jerman (GSG-9), Inggris (SAS), pasukan khusus antiteror Angkatan Laut Prancis dan pasukan khusus Korea Selatan.

Satuan-satuan itu banyak mempengaruhi pembentukan pasukan khusus di lingkungan TNI.

Kemudian, teknik pelatihan pasukan khusus dari sejumlah negara itu direkomendasikan oleh Asisten Intelijen Hankam/Kepala Pusat Intelijen Strategi Letjen TNI, LB Moerdani, untuk segera diterapkan dalam pembentukan pasukan khusus TNI di kesatuan Kopassus.

Pasalnya, semua teknik yang diramu dari berbagai ‘aliran’ pasukan khusus itu, diyakini mampu membentuk tiap personel pasukan khusus TNI menjadi pasukan tempur yang sangat profesional.

Apa maksud dari pasukan tempur sangat profesional?

Letjen Benny menjelaskan bahwa tiap personel pasukan khusus yang sudah terlatih baik bisa melaksanakan misinya hingga tuntas, meski hanya bermodal peralatan dan persenjataan yang sangat terbatas.

Dengan kata lain, kehebatan pasukan khusus tidak ditentukan oleh teknologi yang digunakan dalam pertempuran. Melainkan, oleh kemampuan personel dalam penguasaan ilmu beladiri, penggunaan senjata tajam, dan ketrampilan penggunaan senjata api yang tidak dilengkapi teknologi serba canggih.

Demi mencetak pasukan khusus yang dalam misi tempurnya tidak terlalu tergantung pada teknologi, Letjen LB Moerdani melarang pasukan-pasukan khusus AS untuk dipergunakan sebagai referensi.

Hingga saat ini, pasukan-pasukan khusus AS seperti Green Berets, Navy Seal, Delta Force, SWAT dan lainnya memang selalu tergantung kepada teknologi militer untuk mendukung operasi tempurnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved