Kopassus

Syarat Untuk Jadi Prajurit Kopassus TNI AD, 3 Tahap Ujian Ini Wajib Dilalui Untuk Miliki Baret Merah

Namun untuk bisa menjadi prajurit pasukan elite seperti Komando Pasukan Khusus (Kopassus) tidaklah mudah.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Tribunnews
Kopassus 

TRIBUNJAMBI.COM - Seorang pasukan elite di TNI sungguh prestasi dan profesi yang sangat membanggakan bagi masyarakat Indonesia.

Wajar saja, profesi sebagai abdi negara seperti anggota TNI merupakan pekerjaan yang didambakan banyak masyarakat Indonesia.

Namun untuk bisa menjadi prajurit pasukan elite seperti Komando Pasukan Khusus (Kopassus) tidaklah mudah.

Pertanyaan yang kerap terlontar, apa saja syarat menjadi anggota pasukan elite TNI AD ini?

Nah, Kopassus merupakan bagian dari Komando Utama tempur yang dimiliki TNI Angkatan Darat.

Anggota Kopassus dianggap memiliki kemampuan khusus.

kopassus
kopassus (ist)

Seperti bergerak cepat di setiap medan, menembak dengan tepat, pengintaian dan antiteror.

Lalu apa saja syarat menjadi Kopassus?

Menjadi anggota Kopassus merupakan kebanggaan bagi setiap pasukan TNI AD. Pasalnya, untuk menjadi prajurit Kopassusbukan hal mudah.

Pasukan baret merah ini digadang-gadang sebagai satu pasukan yang terbaik di dunia.

Setidaknya, calon anggota Kopassus harus bisa lari 2,4 kilometer dengan waktu 12 menit, 40 kali push up dalam semenit, tidak takut ketinggian dan lainnya.

Baca juga: MAHAGURU Beladiri Kopassus Ini dengan Mudah Tumbangkan Master Karate Jepang dengan Beberapa Jurus

Baca juga: Pasukan Siluman Kopassus Besutan Prabowo dan Luhut Ini Miliki Kekuatan yang Masih Jadi Misteri

Baca juga: Intel Kopassus Menyamar Jadi Tukang Durian Setahun Keberadaannya Sulit Dibuktikan

Bagaimana proses perekrutannya?

Pasukan elite TNI AD Komando pasukan Khusus atau Kopassus, memang sudah terkenal kehebatannya.

Sebelum seorang prajurit mendapatkan baret merah dan brevet komando kebanggaan korps tersebut, prajurit harus melewati pelatihan khusus yang nyaris melewati kemampuan batas manusia.

Tahap pertama, Tahap Basis.

Yaitu pemusatan pelatihan di Pusat Pendidikan Pelatihan Khusus, Batujajar, Bandung.

Di sini, calon prajurit komando dilatih keterampilan dasar. Seperti menembak, teknik dan taktik tempur, operasi raid, perebutan cepat, serangan unit komando, navigasi darat dan berbagai keterampilan lain.

Tahap kedua, Tahap Hutan Gunung.

Diadakan di Citatah, Bandung.

Di sini, para calon prajurit komando berlatih untuk menjadi pendaki serbu, penjejakan, anti penjejakan, survival di tengah hutan.

Dalam Pelatihan Survival, calon Prajurit komando harus bisa hidup di hutan dengan makanan alami yang tersedia di hutan.

Dengan latihan ini Prajurit Komando harus bisa membedakan tumbuhan yang beracun dan dapat dimakan, dan juga mampu berburu binatang liar untuk mempertahankan hidup.

Tahap latihan hutan gunung diakhiri dengan long march dari Situ Lembang ke Cilacap dengan membawa amunisi, tambang peluncur, senjata dan perlengkapan perorangan.

Dalam buku yang berjudul Pramono Edhie Wibowo dan Cetak Biru Indonesia ke Depan, yang diterbitkan QailQita Publishing, 2014, mantan Kepala Staf TNI AD Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo membeberkan pengalamannya saat mengikuti latihan Kopassus.

"Neraka" di Cilacap

Tahap Ketiga, Tahap Rawa Laut.

Latihan terberat sudah menanti saat sampai di Cilacap. Ini merupakan latihan tahap ketiga yang disebut latihan Tahap Rawa Laut.

Calon prajurit komando berinfliltrasi melalui rawa laut.

Di sini, materi Latihan meliputi navigasi Laut, Survival laut, Pelolosan, Renang ponco dan pendaratan menggunakan perahu karet.

Para calon prajurit komando harus mampu berenang melintasi selat dari Cilacap ke Nusakambangan.

“Latihan di Nusakambangan merupakan latihan tahap akhir, oleh karena itu ada yang menyebutnya sebagai hell week atau minggu neraka. Yang paling berat, materi latihan ‘pelolosan’ dan ‘kamp tawanan’,” kata Pramono.

Baca juga: Cara Daftar Jadwal Hingga Alur Seleksi CPNS dan PPPK 2021, Login Dulu di sscasn.bkn.go.id

Baca juga: PPKM Darurat Sudah Diterapkan, Begini Cara Bayar Pajak Mobil dan Motor Secara Online

Baca juga: CHINA Geram Difitnah AS Atas 100 Silo Rudal, Xi Jinping Tegaskan Negaranya Bisa Lakukan Apa Pun

Dalam latihan itu para calon prajurit komando dilepas pagi hari tanpa bekal, dan paling lambat pukul 10 malam sudah harus sampai di suatu titik tertentu.

Selama “pelolosan” si calon harus menghindari segala macam rintangan alam maupun tembakan dari musuh yang mengejar.

Dalam pelolosan itu, kalau siswa sampai tertangkap maka itu berarti neraka baginya karena dia akan diinterogasi layaknya dalam perang.

Para pelatih yang berperan sebagai musuh akan menyiksa prajurit malang itu untuk mendapatkan informasi.

Dalam kondisi seperti itu, si prajurit harus mampu mengatasi penderitaan, tidak boleh membocorkan informasi yang dimilikinya.

Untuk siswa yang tidak tertangkap bukan berarti mereka lolos dari neraka.

Pada akhirnya, mereka pun harus kembali ke kamp untuk menjalani siksaan.

Selama tiga hari siswa menjalani latihan di kamp tawanan. dalam kamp tawanan ini semua siswa akan menjalani siksaan fisik yang nyaris mendekati daya tahan manusia.

“Dalam Konvensi Jenewa, tawanan perang dilarang disiksa. Namun, para calon prajurit Komando itu dilatih untuk menghadapi hal terburuk di medan operasi. Sehingga bila suatu saat seorang prajurit komando di perlakukan tidak manusiawi oleh musuh yang melanggar konvensi Jenewa, mereka sudah siap menghadapinya,” tulis Pramono Edhie.

ILUSTRASI Prajurit Kopassus. Identik dengan baret merah.
ILUSTRASI Prajurit Kopassus. Identik dengan baret merah. (kompasiana)

Beratnya persyaratan untuk menjadi prajurit kopassus dapat dilihat dari standar calon untuk bisa mengikuti pelatihan.

Nilai standar fisik untuk prajurit nonkomando adalah 61, namun harus mengikuti tes prajurit komando, nilainya minimal harus 70.

Begitu juga kemampuan menembak dan berenang nonstop sejauh 2000 meter.

“Hanya mereka yang memiliki mental baja yang mampu melalui pelatihan komando. Peserta yang gagal akan dikembalikan ke kesatuan Awal untuk kembali bertugas sebagai Prajurit biasa,” tutup mantan Danjen Kopassus ini.

(Tribunjambi.com)

Berita lainnya seputar Kopassus

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved