Berita Internasional

China Ancam AS Agar Putus Hubungan dengan Taipe, Bila Tidak Militernya Siap Gebuk Taiwan

Peringatan keras disampaikan China kepada Amerika Serikat untuk melepaskan hubungannya dengan Taiwan.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
China Daily
Foto Pasukan Militer China. 

TRIBUNJAMBI.COM - Peringatan keras disampaikan China kepada Amerika Serikat untuk melepaskan hubungannya dengan Taiwan.

Bahkan dibalik permintaannya itu, ancaman China ke AS berupa tak segannya Negeri Panda itu menggebuk Taiwan kapan saja.

Bisa dikatakan peringatan China itu berupa membuka pintu perang di tengah ketegangan.

Pada hari Rabu, Ren Guoqiang, juru bicara dari kementerian pertahanan China, mengeluarkan peringatan kepada Washington atas meningkatnya kontak militer dengan Taiwan.

Pasukan militer China (PLA) telah meningkatkan kesiapan tempurnya sejak 2012 sejak Xi Jinping menjabat tahun 2012.
Pasukan militer China (PLA) telah meningkatkan kesiapan tempurnya sejak 2012 sejak Xi Jinping menjabat tahun 2012. (Xinhua)

Dilansir dari express.co.uk, Minggu (27/6/2021), Ren juga mengatakan kepada AS bahwa China sangat percaya pada penyatuan kembali dengan negara kepulauan itu dan menentang intervensi asing apa pun.

Dalam sebuah pernyataan pula, ia sampai menuntut AS untuk "memutuskan semua hubungan militer dengan Taiwan".

“Reunifikasi lengkap Tiongkok adalah kebutuhan sejarah dan peremajaan besar bangsa Tiongkok adalah tren yang tak terbendung," ujar Ren.

“Aspirasi umum rakyat adalah perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan."

“‘Kemerdekaan Taiwan’ adalah jalan buntu dan mencarinya berarti perang," ancamnya.

Ren juga turut menuntut Washington agar mematuhi kebijakan satu-China dan komunike bersama.

Peringatan itu pun mengikuti serangan udara terbesar yang tercatat ke wilayah udara Taiwan pada 15 Juni yang melihat sebanyak 28 pesawat tempur melanggar zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) negara berdaulat.

Taiwan juga melaporkan pesawat itu termasuk pesawat tempur dan pembom berkemampuan nuklir.

Baca juga: China Makin Garang Usai Turunkan Jet Tempur Siluman J-20 dalam Konflik Taiwan dan Laut China Timur

Baca juga: Mata-mata China Membelot ke Negeri Paman Sam, Membawa Data Rahasia Laboratorium di Wuhan

Baca juga: Mata-mata Pembelot Ini Ungkap Skandal Anak Joe Biden, Hubungan AS dan China Disebut Makin Memanas

Dalam aksi membela serangan baru-baru ini, Ren pun menggambarkan manuver udara sebagai "tindakan yang diperlukan" untuk mempertahankan dan menjaga kedaulatan nasional.

Meskipun begitu, Washington tidak memiliki hubungan formal dengan Taipei, tetapi mereka tetap saja menjadi pemasok senjata terbesar di pulau itu.

Kekhawatiran China itu pun kian bertambah ketika hubungan AS dengan Taiwan perlahan tumbuh di bawah pemerintahan Trump dan Biden.

Pada hari Kamis, menteri luar negeri Taiwan, Joseph Wu, turut mengatakan negara itu “perlu bersiap” untuk kemungkinan invasi China.

“Sebagai pembuat keputusan Taiwan, kami tidak dapat mengambil risiko, kami harus siap," ujarnya.

“Ketika pemerintah China mengatakan mereka tidak akan meninggalkan penggunaan kekuatan, dan mereka melakukan latihan militer di sekitar Taiwan, kami lebih percaya bahwa itu nyata.”

Beberapa bulan terakhir, China pun telah meningkatkan tekanan politik dan militer terhadap negara kepulauan yang diyakini sebagai provinsi yang memisahkan diri tersebut.

Ren juga menambahkan bahwa partai yang berkuasa di Taipei "harus sadar bahwa masa depan Taiwan terletak pada reunifikasi nasional."

Baca juga: Chef Juna Sosok Pria Indonesia Idaman Maria Ozawa, Ariel Noah di Posisi Kedua

Baca juga: Daftar Obat dan Vitamin Covid-19 yang Harus Disediakan Saat Isolasi Mandiri di Rumah

Dzikir Setelah Sholat Lima Waktu, Dimulai dengan Membaca Istighfar Tiga Kali dan Memuji Allah

(*)

Berita lainnya seputar China

Berita lainnya seputar Amerika Serikat

SUMBER: SOSOK.ID

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved