Virus Corona
BAHAYANYA Delta Plus yang Merupakan Varian Covid-19 Baru, Buat Cemas dan Telah Menyebar ke 11 Negara
Bahkan varian baru Covid-19 itu disebut-sebut sangat cepat menular yakni Delta Plus makin menyebar ke sejumlah negara termasuk Inggris, Amerika Serika
TRIBUNJAMBI.COM,NEWYORK - Munculnya varian baru Covid-19 menjadi momok menakutkan lagi bagi manusia di dunia saat ini.
Bahkan varian baru Covid-19 itu disebut-sebut sangat cepat menular yakni Delta Plus makin menyebar ke sejumlah negara termasuk Inggris, Amerika Serikat (AS) dan India.
Varian Delta Plus ini juga merupakan dari versi varian Delta yang pertama kali terdeteksi di India pada bulan Februari 2021.
Varian Delta Plus ini pun pertama kali dilaporkan oleh Public Health England, sebuah badan kesehatan pemerintah Inggris, pada 11 Juni lalu.
Sudah ada Sekitar 200 kasus ditemukan di 11 negara.
Pakar kesehatan juga sedang menyelidiki apakah Delta Plus ini mungkin lebih menular daripada jenis lain seperti varian Alpha atau Delta.
Apa perbedaan dari Delta Plus dengan varian Delta?
Disebutkan bahwa semua varian membawa kelompok mutasi.
Delta Plus ini memiliki mutasi ekstra yang disebut K417N, yang membedakannya dari varian Delta biasa.
Mutasi ini juga mempengaruhi protein spike, bagian dari virus yang juga menempel pada sel yang diinfeksinya.
"Mutasi K417N tidak sepenuhnya baru, ia muncul secara independen di beberapa garis keturunan virus," ujar Francois Balloux, Direktur Institut Genetika Universitas College London (UCL) seperti dikutip CNN.
Baca juga: Kasus Positif Covid-19 di Jakarta Melonjak, Anies Baswedan: Tak Mungkin Diawasi oleh Pemerintah
Baca juga: Belum Usai Debat Sama BCL, Kini Jerinx Saling Sindir dengan dr Tompi Soal Covid-19
Baca juga: Kasus Positif Covid-19 di Jambi Melonjak, Selama Juni 2.791 Kasus Positif dan 60 Orang Meninggal
Mutasi itu juga terlihat pada strain yang ditemukan di Qatar pada Maret 2020, dan itu juga ditemukan pada varian Beta, yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan musim gugur lalu, kata Balloux kepada Science Media Center, Rabu (23/6).
"Mutasi dapat berkontribusi pada pelarian kekebalan, meskipun dampaknya pada penularan tidak jelas," sambungnya.
Semua virus itu disebut bermutasi terus-menerus.
Beberapa bahkan dari perubahan itu membuat virus yang lebih baik dalam menginfeksi sel, atau lebih baik dalam bereplikasi, sementara yang lain memiliki sedikit efek atau bahkan berbahaya bagi virus.