Kopassus

9 Perwira Muda Kopassus Vs Pemberontak di Kalimantan, Sintong: Bila Ada yang Mati Aku Tanggung Jawab

Seperti halnya cerita Perwira muda Kopassus, pasukan elite TNI AD ini yang dikirim untuk menghadapi pemberontak di Kalimantan kala itu.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
AMMOchambers
Anggota Kopassus berada di rawa-rawa. 

Sintong Panjaitan pun saat itu merupakan Komandan Satgas 42/Kopassandha yang ditugaskan menggantikan Satgas 32/Kopassandha dan Kompi A Yonif 412 Kodam VII/Diponegoro.

Sintong Pandjaitan memimpin penerjunan sebanyak 200 orang prajurit baret merah.

Dan untunglah sembilan perwira muda yang ikut terjun saat itu mendarat dengan selamat.

Penduduk di kampung-kampung yang menyaksikan penerjunan itu terkagum-kagum dengan aksi penerjunan pasukan Kopassus.

Berkat pengalaman terjun tempur di hutan Kalimantan Barat, kesembilan perwira remaja mendapat 'Bintang Merah' pada sayap terjun di dada kiri mereka.

Dalam perkembangan selanjutnya, keempat remaja yang ditugaskan itu selama lima bulan sebagai komandan peleton pada Yonif 515 kemudian ditarik ke Mako Satgas-42 di Paloh.

Letda Subagyo HS dan Letda Muchdi PR pun diangkat menjadi Komandan Tim pasukan Baret Merah untuk memimpim pasukan para komando seperti yang dibutuhkan Sintong dalam Operasi Kilat tugas tempur di Sulawesi Selatan dan Tenggara.

Baca juga: SYARAT Jadi Anggota Kopassus TNI AD, Latihan Berbahaya Ini Harus Dilalui Agar Jadi Prajurit Terpilih

Baca juga: KSAD Andika Perkasa Kirim 20 Kopassus Terpilih ke Korsel, Akan Temui Satuan Elite Negeri Ginseng

Baca juga: Sosok Legendaris Kopassus Ini Tolak Permintaan Soekarno Buat Jadi Menantu Presiden, Ini Alasannya

Sering pula diterjunkan dalam misi-misi yang berbahaya, membuat banyak orang bertanya-tanya seperti apa latihan para prajurit kopassus?

Sebagai pasukan khusus, tentunya latihan prajurit Kopassus agak 'berbeda' dan memang dilatih secara khusus di beberapa bidang tertentu.

Latihan prajurit Kopassus ini sempat diceritakan oleh mantan Kepala Staf TNI AD Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo dalam bukunya yang berjudul 'Pramono Edhie Wibowo dan Cetak Biru Indonesia ke Depan'

Dalam buku biografinya, Pramono Edhie Wibowo yang juga pernah bertugas di krops baret merah itu menceritakan latihan terberat prajurit Kopassus sudah menanti saat sampai di Cilacap.

Ini merupakan latihan tahap ketiga yang disebut latihan Tahap Rawa Laut, calon prajurit komando berinfliltrasi melalui rawa laut.

Di sini, materi latihan meliputi navigasi Laut, Survival laut, Pelolosan, Renang ponco dan pendaratan menggunakan perahu karet.

Para prajurit Kopassus harus mampu berenang melintasi selat dari Cilacap ke Nusakambangan.

“Latihan di Nusakambangan merupakan latihan tahap akhir, oleh karena itu ada yang menyebutnya sebagai hell week atau minggu neraka. Yang paling berat, materi latihan ‘pelolosan’ dan ‘kamp tawanan’,” tulis Pramono dalam bukunya

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved