Berita Bungo
PUPR Bungo Bantah Pembangunan Drainase yang Ramai Diprotes Warga adalah Proyek Siluman
Berita Bungo-Proyek drainase di lingkungan RT 34 BTN Bungo dan RT 17 BTN Lintas Asri RW 06 Kelurahan Sungai Kerjan Kecamatan Bungo Dani menuai protes
Penulis: Muzakkir | Editor: Nani Rachmaini
TRIBUNJAMBI.COM, BUNGO -- Proyek drainase di lingkungan RT 34 BTN Bungo dan RT 17 BTN Lintas Asri RW 06 Kelurahan Sungai Kerjan Kecamatan Bungo Dani menuai protes warga.
Kadis PUPR Kabupaten Bungo pun angkat bicara.
Melalui Kabid Cipta Karya Dinas PUPR Kabupaten Bungo Yeni Deriyanti, ST menyebut jika proyek tersebut bukan siluman. Katanya, proyek tersebut milik PUPR yang dikerjakan secara swakelola.
"Itu swakelola, makanya tidak ada papan namanya," kata Yeni.
Menurut dia, pekerjaan yang dilakukan tersebut mendesak atau darurat dan itu sesuai dengan usulan warga sekitar. Katanya, dilokasi itu sering terjadi banjir.
"Disana sering terjadi banjir. Bahkan ada rumah warga yang ditembok sendiri, biar air banjir tidak masuk," ungkap Yeni lagi.
Pelaksanaan kegiatan tersebut tidak banyak. Mereka hanya memperbaiki beberapa meter saja, kemudian mereka melebarkan dan meninggikan bangunan yang ada itu.
Dari yang lebar sebelumnya hanya 60 CM, kini menjadi 1 meter. Begitu juga untuk tingginya. Untuk bangunan tersebut, mereka hanya menganggarkan sekitar Rp 60 juta hingga Rp 70 juta.
Terkait dengan jembatan yang masih bagus namun dirobohkan, Yeni menyangkal jika jembatan tersebut sudah mulai rusak.
"Coba lihat dibawahnya sudah mulai keropos. Kami punya dokumentasi lengkap," imbuhnya.
Untuk diketahui, warga dilingkungan RT 34 BTN Bungo dan RT 17 BTN Lintas Asri RW 06 Kelurahan Sungai Kerjan Kecamatan Bungo Dani menuai protes terhadap bangunan drainase dilingkungan mereka.
Waga menilai proyek tersebut tidak tepat sasaran, pasalnya bagunan drainase yang sebelumnya masih sangat layak dan terbilang baru.
Tak hanya itu, pembagunan drainase tersebut juga merusak bangunan jembatan yang dibuat secara sukarela oleh warga sekitar, padahal jembatan tersebut juga baru dibangun dan belum sampai satu tahun.
"Ini bangunan yang mubazir. Ngabisin anggaran, bangunan yang lama masih sangat bagus sekali," kata warga.
Ketua RT 34 perumahan Bungo Permata Abu Nawas membenarkan jika proyek tersebut dinilai mubazir dan menghamburkan uang negara saja.
"Ini jembatan kami buat iuran dari warga, Kokoh sekali, pekerja itu merobohkannya pake alat, bukan pake Palu, itu menandakan kalau jembatan itu kuat," ungkapnya dengan nada kesal, Kamis (24/6).
Menurut dia, sebenarnya mereka berterimakasih kepada pemerintah yang sudah memperhatikan lingkungan mereka, namun dalam kondisi keuangan seperti saat ini, bangunan yang dibuat malah menjadi mubazir.
"Kita tidak tahu apakah ini proyek Pemda atau proyek lain, sebab papan merk tidak ada," kata Abu.
"Ini sama saja proyek siluman, kontraktor tidak pernah berkomunikasi dengan kami. Tau-tau sudah dibangun, pekerja juga jarang kerja," lanjutnya. (*)
Baca juga: PNS Batanghari Takut Kena Sanksi, Tenaga Vaksinator Ungkap Tiba-tiba Banyak ASN Datang ke Lokasi
Baca juga: Manfaat Oatmeal untuk Diet, Bisa Kenyang dalam Waktu Lama
Baca juga: Daftar HP Sudah Bisa Gunakan Teknologi Indonesia Lengkap dengan Harga Jualnya, Samsung hingga Oppo