Kopassus

Mantan Danjen Kopassus Ini Jagokan KSAD Andika Perkasa Jadi Panglima TNI dan Wakilnya Yudo Margono

Ya, Nama Andika Perkasa disebut-sebut jadi kandidat kuat pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
ISTIMEWA
Agum Gumelar dan Prabowo Subianto saat masih aktif di Kopassus. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Nama Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Andika Perkasa, jadi pembicaraan hingga kini karena banyak yang memprediksi akan menjadi Panglima TNI selanjutnya.

Ya, Nama Andika Perkasa disebut-sebut jadi kandidat kuat pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI.

Namun tidak cuma Jenderal Andika Perkasa saja yang jadi sorotan, ada dua sosok lain yang juga berpeluang menjadi Panglima TNI yakni KSAL Laksamana Yudo Margono dan KASAU Marsekal Fajar Prasetyo.

Orang nomor satu di TNI AD itu pun kini mendapatkan dukungan dari sejumlah pihak untuk menjadi Panglima TNI.

Satu diantaranya diberikan oleh Agum Gumelar.

Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD), Jenderal TNI Andika Perkasa
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD), Jenderal TNI Andika Perkasa (Humas Kementan)

Mantan Danjen Kopassus itu juga menilai Jenderal Andika Perkasa merupakan sosok yang sangat tepat untuk menempati jabatan sebagai Panglima TNI saat melihat kondisi di tanah air saat ini.

"Karena dia pernah menjadi anak buah saya. Jadi saya tahu persis kapasitas Jenderal Andika," ujar Agum dengan penuh semangat.

Ditanya soal Laksamana Yudo Margono, Agum Gumelar pun menyebut sebaiknya Laksamana Yudo ditempatkan sebagai Wakil Panglima TNI.

"Agar dia mendapat kesempatan lebih memahami permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia," sambung Agum.

Sosok Agum Gumelar

Agum Gumelar
Agum Gumelar (Kompasiana.com)

Agum Gumelar juga merupakan purnawirawan TNI AD yang sudah kenyang pula dengan berbagai operasi militer.

Ia pun pernah juga diterjunkan di Kalimantan Barat untuk menumpas Pasukan Gerilyawan Revolusioner Serawak (PGRS) atau yang lebih dikenal dengan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku).

Setelah itu, Agum pun juga diterjunkan dalam Operasi Seroja di Timor Timur, operasi militer di Aceh hingga di Papua.

Agum Gumelar juga menghabiskan masa kecilnya di Bandung hingga dirinya selesai pendidikan SMA.

Agum Gumelar kemudian kembali melanjutkan pendidikannya di Akademi Militer Nasional (AMN) Magelang pada 1969.

Agum Gumelar yang menikah dengan Linda Amalia Sari putri dari Letjen (Purn) Achmad Tahir, merupakan salah satu tokoh militer Indonesia yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Kebudayaan dan Pariwisata kabinet Pembangunan IV.

Pasangan ini pun dikaruniai dua orang anak, Zeke Khaseli dan Ami Gumelar.

Baca juga: Bibir Sungai Batanghari di Sekernan Abrasi, Sudah Diusulkan ke BWS Belum Terealisasi

Baca juga: Aldi Taher Cari Gara-gara ke Istri Jerinx Usai Minta Drummer SID Nikahi BCL, Nora: Nggak Usah Ngawur

Rekam jejak

Agum Gumelar pun mengawali karier militernya pada tahun 1973 ketika ia menjabat sebagai staf Kopkamtib.

Pada 1987 Agum Gumelar pun menjadi Wakil Asintel Kopassus, lalu menjadi Asisten Intelijen Kopassus setahun berikutnya.

Pada 1992, Agum Gumelar juga menjadi Danrem Garuda Hitam di Lampung dan karirnya pun menanjak sampai ia menjadi Kasdam I Bukit Barisan hingga 1996.

Setelah itu Agum Gumelar pun menjadi staf ahli Pangab bidang PolKam dan Pangdam VII WiraBuana di tahun 1996 sampai 1998.

Pada 1998 Agum Gumelar didapuk menjadi Gubernur Lemhanas.

Agum Gumelar yang terjun ke dunia politik pada 1999 ketika Agum Gumelar menjabat sebagai Menteri Perhubungan.

Disaat yang sama, Agum Gumelar juga menjabat sebagai Ketua Umum PSSI periode 1999-2003.

Kemudian Agum Gumelar juga menjadi Menko Polkam dalam Kabinet Persatuan Nasional pada 2001 di bawah kepemimpinan Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Pada tahun yang sama, Agum Gumelar pun menjabat sebagai Menteri Perhubungan di dalam Kabinet Gotong Royong.

Pada 2004, Agum Gumelar dipilih menjadi calon wakil presiden dalam pemilihan presiden dari fraksi PPP bersama Hamzah Haz sebagai calon presiden.

Pada 2007, Agum Gumelar juga mencalonkan diri dalam Pilkada DKI Jakarta.

Satu tahun kemudian, Agum Gumelar pun dicalonkan sebagai Gubernur Jawa Barat oleh PDIP namun gagal.

Pada 2011, Agum Gumelar dipilih untuk menjabat sebagai Ketua Komite Normalisasi PSSI dan sebelumnya Agum menjabat sebagai Ketua umum KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) pada 2003 hingga 2007. (1)

Pada Rabu (17/1/2018), Presiden Joko Widodo melantik Agum Gumelar sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden.

Karier Militer

- Ketua Sekretaris Badan Koordinasi Bantuan Pemantapan Stabilitas Nasional Daerah (Bakorstanasda)

- Dan Ton Yonif 323/Siliwangi (1969-1970)

- Dan Ton 1 KI-121 Grup 1 Kopassandha (1971-1972)

- Dan Prayudha (1972-1974)

- Staf Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) dan Badan Koordinasi Intelijen Negara (1973-1976)

- Wadan Team Khusus Satgas Intel (1974-1975)

- Sprin Ka Bakin Dbp. D-III (1975-1980)

- Waka Perwakilan Taipei (1976-1980)

- Dan Karsa Yudha-1 Grup-2 (1981)

- Pgs. Pa Penjarah (1981)

- Dan Karsa Yudha-5 Grup-4 (1982)

- Wadan Grup-4 (1983)

- Waas Intel (1986)

- Pgs. Waas Intel (1986)

- Wakil Asisten Intelijen Komando Pasukan Khusus (Kopassus) (1987-1988)

- Asisten Intelijen Kopassus (1988-1990)

- Asisten Intelijen I Kasdam Jaya (1989)

- Komandan Korem 043/Garuda Hitam (1992-1993)

- Danrem 043/Gatam Kodam II Sriwijaya (1992)

- Direktur A Badan Intelijen dan Strategis (Bais) ABRI (1993-1994)

- Komandan Kopassus ke-13 (1993-1994)

- Kasdam I/Bukit Barisan (1994-1996)

- Staf Ahli Pangab Bidang Polkam (1996-1996)

- Pangdam VII/Wirabuana (1996-1998)

- Gubernur Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas) (1998-1999)

Berita lainnya seputar Panglima TNI

Berita lainnya seputar Andika Perkasa

SUMBER: TRIBUN JOGJA

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved