Yunarto Wijaya Sebut Ganjar Pranowo Akan Dianggap Berkhianat dari PDIP, Survei SMRC Diluar Dugaan 

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo tidak perlu terburu-buru meski namanya memiliki elektabilitas yang kuat untuk menjadi calon Presiden 2024.

Editor: Teguh Suprayitno
Kolase/Tribunjambi.com
Ganjar Pranowo disebutkan sedang tak romantis dengan Puan Maharani dan PDIP 

Yunarto Wijaya Sebut Ganjar Pranowo Akan Dianggap Berkhianat dari PDIP, Survei SMRC Diluar Dugaan 

TRIBUNJAMBI.COM - Pemilihan Presiden masih tiga tahun lagi, tetapi persaingan elit politik sudah mulai panas.

Internal PDIP sempat gaduh setelah Gubernur Jawa Tengah tak diundang di acara PDIP di Semarang. Muncul berbagai spekulasi jika Puan dan Ganjar tengah bersaing untuk maju di Pilpres 2024

Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya ikut menangggapi terkait peluang calon Presiden 2024 dari PDIP.

Menurutnya, PDIP sebagai partai dengan elektabilitas tertinggi di Indonesia, tak perlu terburu-buru dalam menentukan calon presiden dan wakilnya.

Yunarto menjelaskan, arti terburu-buru dimaksudkan secara objektif dan tidak terpaku pada satu sosok.

Ia menilai, sosok Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo juga tidak perlu terburu-buru meski namanya memiliki elektabilitas yang kuat untuk menjadi calon Presiden 2024.

Baca juga: Jokowi Peringatkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo Gegara Ini: Pesan Beliau Cuma Satu

Baca juga: Megawati Heran Bilang Prabowo Sahabatnya Malah Jadi Viral: Saya Suka Pusing Lho!

Baca juga: Sosok Jenderal Bintang 2 Ini Akan Isi Posisi Jampidmil, Jaksa Agung Beri Bocoran Ini

Toto sapaan akrab Yunarto, juga menilai, apabila Ganjar Pranowo memiliki ambisi untuk menjadi capres, maka sebaiknya tetap mengutamakan PDI-P sebagai kendaraan politiknya.

"Ganjar Pranowo tidak boleh terburu-buru dan tidak boleh 'kegeeran'."

"Apabila masih punya ambisi, saya sepakat beliau akan mengutamakan PDI-P menjadi pilihan pertama karena dia besar di situ," kata Toto, dikutip dari tayangan Youtube Kompas TV, Selasa (15/7/2021).

Terlebih, menurut Toto, sosok Ganjar Pranowo dan PDI-P sebagai simbol nasionalis akan menjadi kekuatan besar.

Ganjar Pranowo sedang tak romantis dengan PDIP
Ganjar Pranowo sedang tak romantis dengan PDIP (Kolase/Tribun Jambi)

"Secara ideologi, kalau kita terjemahkan di dalam survei, Ganjar Pranowo ini sebagai salah satu tokoh nasionalis."

"Artinya variable personal branding Ganjar Pranowo dan institutional branding PDI-P sebagai simbol nasionalis akan menjadi kekuatan besar," ungkap Toto.

Menurutnya, apabila Ganjar maju bersama partai lain, maka akan mendapat beban yang cukup besar.

Sosoknya akan dianggap berkhianat dan mendapat kritikan yang luas dari para kader PDI-P yang dekat dengannya.

"Ada beban tersendiri kalau Ganjar maju dengan partai lain, maka akan dianggap sebagai orang yang berkhianat dan auto kritik juga," ujar Toto.

Di sisi lain, Toto melihat PDI-P memiliki banyak pilihan lain selain Ganjar Pranowo.

Baca juga: Tanggapan JPU Usai Disebut Rizieq Shihab Otaknya Kasut: Ternyata Imam Besar Hanya Isapan Jempol

Baca juga: TNI AU Mendadak Kerahkan 25 Pesawat dan Paskhas untuk Tempur ke Bangka Belitung, Ada Apa?

Di antaranya seperti Menteri Sosial Tri Rismaharini, Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama dan Ketua DPR RI Puan Maharani.

"Partai ini elektabilitasnya nomor satu, punya banyak pilihan ada Tri Rismaharini, Ahok, dan Puan walaupun elektabilitas rendah, tapi masih punya waktu apalagi kapasitasnya sebagai Ketua DPR," kata Toto.

Untuk itu, Toto merasa kaget saat rekaman suara dari politikus senior PDIP Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul yang menyebut siapapun calon presidennya, wakilnya tetap Puan Maharani, tersebar ke publik.

Pasalnya, Toto menilai sosok Puan masih memiliki waktu untuk menggenjot elektabilitasnya dibandingkan hanya menjadi calon wakil presiden.

Ia juga mengungkapkan, pilihan tersebut bisa berpengaruh terhadap PDI-P dalam pelaksanaan pemilu mendatang.

"Jadi saya kaget kalau partai ini jauh-jauh hari sudah berpikir menjadi nomor dua."

"Kita tahu efek ekor jas atau coat-tail effect hanya didapatkan oleh orang yang mencalonkan diri menjadi capres."

"Karena cawapres dalam sistem presidensial jelas sebagai ban serep dan akan sangat berpengaruh dalam pemilu yang dilaksanakan nanti," ungkapnya.

Survei Terbaru, Ganjar Tetap Unggul Tanpa PDIP

Survei Nasional Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terkait Pemilihan Presiden (Pilpres) terkini menunjukkan Ganjar Pranowo akan menang jika berhadapan dengan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan dalam kondisi seluruh pemilih mengetahui ketiganya saat Pilpres.

Manajer Program SMRC Saidiman Ahmad mengatakan, bila Ganjar tidak dicalonkan PDI-P, maka persaingan ketat akan terjadi antara Prabowo dan Anies yang secara signifikan tidak memiliki perbedaan elektabilitas signifikan.

Hal tersebut disampaikannya dalam rilis survei bertajuk Partai Politik dan Calon Presiden: Sikap Pemilih Pasca Dua Tahun Pemilu 2019 pada Minggu (13/6/2021).

"Bila Ganjar dicalonkan partai lain tanpa dukungan pemilih PDI-P dan bersaing dengan Prabowo dan Anies maka Ganjar didukung 35,3%, Prabowo 30,8%, dan Anies 25,5%," kata Saidiman, dikutip dari Tribunnews.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOM, Dokumentasi @DKIJakarta/INSTAGRAM, Pemprov Jateng)

Saidiman mengungkapkan ada dua alasan mengapa Ganjar masih kompetitif tanpa pemilih PDI-P.

Pertama, kata dia, Ganjar dapat menarik pemilih dari partai lain terutama PKB, Demokrat, partai nonparlemen, pemilih yang belum memilih partai, dan menarik cukup besar dari Golkar dan Nasdem.

"Alasan kedua adalah Ganjar masih unggul tanpa PDI-P karena mampu menarik pemilih yang puas dengan kinerja Jokowi di luar PDIP yang jumlahnya sangat besar," kata Saidiman.

Populasi survei tersebut adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Dari populasi itu dipilih secara random (multistage random sampling) 1.220 responden.

Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 1.072 atau 88%.

Sebanyak 1.072 responden tersebutlah yang dianalisis.

Margin of error rata-rata dari survei dengan ukuran sampel tersebut sebesar kurang lebih 3,05% pada tingkat kepercayaan 95% (dengan asumsi simple random sampling).

Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih dengan mematuhi protokol kesehatan.

Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendarangi responden terpilih (spot check).

Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.

Waktu wawancara lapangan dilakukan pada 21 sampai 28 Mei 2021.

(Tribunnews.com/Maliana/Gita Irawan)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Peluang Capres 2024: Ganjar Dinilai Tak Perlu Buru-buru, Puan Punya Waktu Genjot Elektabilitas

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved