Kisah Militer RI
Kala Prajurit Kopassus Lakukan Penyerbuan Udara di Padang saat Lawan PRRI Dalam Operasi Kilat
Dilansir dari Intisari dalam artikel 'Belum Pernah Latihan Terjun Payung, LB Moerdani Nekat Memimpin Penyerbuan Kota Padang Dari Udara', berikut kisah
Namun, penerjunan tersebut justru kacau balau karena mereka terjun ke Merauke tanpa tahu bagaimana kondisi medan disana.
Benny Moerdani berhasil terjun dan mengumpulkan pasukannya sebanyak 60 orang dengan peralatan komunikasi dan cadangan amunisi yang cukup.
Pada hari kedua setelah penerjunan, Benny Moerdani dibuat kaget setelah radio Australia menyiarkan soal adanya tiga pesawat Hercules yang menerjunkan pasukan di Merauke.
Bahkan, jumlah pasukan dan nama-nama pemimpinnya ikut disebut, termasuk Benny Moerdani.
Beberapa hari kemudian, pasukan Benny Moerdani diserang marinir Belanda yang menaiki dua perahu motor.
Benny Moerdani dan pasukan Operasi Naga berpindah-pindah serta bersembunyi di dalam hutan.
Serangan dua kapal motor ternyata hanya awal untuk Benny Moerdani dan pasukannya.
Seminggu kemudian, saat ia dan pasukan Operasi Naga sedang istirahat di Sungai Kumbai, Marinir Belanda kembali menyerbu.
Benny Moerdani tak pernah menduga bakal terjadi pertempuran jarak dekat saat itu.
Benny Moerdani pun hampir tewas saat rompi rimbanya tertembak.
Operasi Naga berakhir pada 15 Agustus 1962 setelah adanya New York Agreement.
Adapun korban gugur Operasi Naga adalah sebanyak 36 orang dan 20 lainnya hilang.
Jumlah itu kurang dari perkiraan awal.

Setelah adanya perjanjian gencatan senjata, seluruh Pasukan Operasi Naga masuk secara terbuka ke Kampung Kuprik, Merauke.
Untuk mengenang keberhasilan Operasi Naga dalam merebut Irian Barat, patung Benny Moerdani dan parasutnya dibuat di kampung tersebut pada tahun 1987.
Dalam prasasti itu tertulis:
"Di sini daerah penerjunan dalam rangka pembebasan Irian Barat yang dipimpin oleh Mayor L. Benny Moerdani pada tanggal 4 Juni 1962.
Terima kasih atas perhatian masyarakat dan pemerintah daerah tingkat II. Persembahan masyarakat pada Pemda 2 Oktober 1989."
(Tribunjambi.com)