Kisah Militer RI

Kala Prajurit Kopassus Lakukan Penyerbuan Udara di Padang saat Lawan PRRI Dalam Operasi Kilat

Dilansir dari Intisari dalam artikel 'Belum Pernah Latihan Terjun Payung, LB Moerdani Nekat Memimpin Penyerbuan Kota Padang Dari Udara', berikut kisah

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Paskhas TNI
Ilustrasi prajurit Kopassus melakukan serangan udara 

Padahal untuk mendapatkan kualifikasi sebagai pasukan penerjun (Para), seorang prajurit RPKAD harus mengikuti pendidikan Sekolah Para dan baru dinyatakan pasukan Para jika sudah terjun 9 kali.

Tapi Benny Moerdani yang harus memimpin pasukannya untuk menyerbu Padang dalam waktu secepatnya

Sehingga tidak sempat mengikuti latihan terjun dan hanya belajar singkat teori terjun payung dari rekannya Letda Soeweno yang sudah lulus Sekolah Para.

Dengan modal sekedarnya tentang teori terjun payung itu, Benny Moerdani pun ‘nekat’ memimpin anak buahnya untuk menggempur pemberontak.

Operasi lintas udara yang dilancarkan pasukan RPKAD untuk menguasai Bandara Padang ternyata berhasil gemilang.

Benny Moerdani yang terjun menggunakan parasut statis, yakni parasut yang akan membawa penerjunnya turun ke tanah tanpa perlu dikendalikan, ternyata bisa mendarat selamat dan langsung memimpin pasukannya untuk bertempur.

Pasukan RPKAD pimpinan Benny Moerdani bahkan terus maju dan berhasil menguasai Pekan Baru, Riau dan para pasukan pemberontak PRRI terpaksa mundur kocar-kacir dan sebagian besar di antaranya memilih untuk menyerah.

Benny Moerdani Nyaris Tewas

Dalam misi lainnya, Benny Moerdani pernah nyaris tewas

Aksi Jenderal TNI Benny Moerdani saat pimpin RPKAD di Irian Barat menyisakan pengalaman yang tak terlupakan baginya, karena ia nyaris tewas ditembak Belanda.

Dikutip dari buku 'Benny Moerdani Yang Belum Terungkap' ,Tempo & PT Gramedia (2015), pengalaman Jenderal TNI Benny Moerdani nyaris tewas tertembak itu terjadi saat RPKAD melancarkan Operasi Naga dalam rangka pembebasan Irian Barat

Perlu diketahui, operasi Naga yang dipimpin Jenderal TNI Benny Moerdani saat itu merupakan operasi militer yang mustahil

Hal ini karena pasukan yang pernah diterjunkan ke wilayah itu selalu hilang 100 persen.

Baca juga: Kenalkan Anak Banyak Hal untuk Mengetahui Bakatnya, Tresya: Mulailah Memberikan Kepercayaan

Baca juga: Hasil Pertandingan Inggris vs Kroasia, Babak Pertama Imbang, Inggris Unggul Statistik

Baca juga: Kumpulan Materi dan Contoh Soal Tes CPNS Untuk Belajar

Namun, Benny Moerdani bersedia memimpin operasi tersebut meski pangkatnya saat itu masih belum cukup untuk memimpin unit kesatuan besar.

Pagi itu, Sabtu 23 Juni 1962 sebanyak 213 anggota pasukan diterjunkan untuk melancarkan Operasi Naga menggunakan tiga pesawat Hercules.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved