Jenderal Kopassus Ini Seperti Peramal, Kata-katanya pada Prabowo 34 Tahun Lalu Kini Jadi Kenyataan
Nama Sintong Panjaitan, Jenderal Kopassus jadi perbincangan setelah kata-katanya 34 tahun lalu jadi kenyataan.
Dasar yang dipakai Sintong untuk memindahkan Prabowo semata-mata melaksanakan perintah KSAD yang sudah lama disimpan di arsip Asisten Personel Kopassandha.
Baca juga: Begini Nasib Preman Tanjung Priok Setelah Jokowi Telepon Kapolri
Baca juga: Staf Presiden Dituding Terlibat Insiden Tewasnya Laskar FPI, Diaz Hendropriyono: Rizieq Suka Gitu
Setelah menerima surat perintah itu, Prabowo minta waktu untuk melapor kepada Sintong sebagai Komandan Kopassandha.
Padahal, sesuai prosedur yang berlaku pada saat itu, Prabowo hanya perlu melapor kepada Komandan Detasemen 81/Antiteror Letkol Luhut Binsar Panjaitan sebagai atasan langsung.

Namun akhirnya Sintong mempersilakan Prabowo menghadap dirinya.
Di ruang kerja Sintong Prabowo bertanya, apa alasan dirinya dipindahkan ke Kostrad.
Menurut Sintong, dalam sejarah Korps Baret Merah belum pernah terjadi seorang anggota menanyakan kepada atasannya mengapa ia dipindahkan.
Diungkapkan, di kalangan Korps Baret Merah, komandan sangat disegani oleh anak buahnya,
Tidak seorang pun berani menanyakan mengapa ia dipindahkan.
Sebenarnya, menurut tradisi militer pertanyaan tentang pemindahan dari satu kesatuan ke kesatuan lain itu tidak pantas disampaikan,
Sehingga mengakibatkan Sintong menjadi sangat kaget dan tersinggung.
“Kamu prajurit. Saya tidak pandang kamu anak siapa. Selama kamu di tentara, kamu harus nurut aturan-aturan tentara.
Kalau kamu tidak mau, kamu bisa saja keluar dari tentara lalu masuk partai,” ujar Sintong kepada Prabowo, seperti terulis dalam buku ‘Sintong Panjaitan,
Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando’, karya Hendro Subroto, Penerbit Buku Kompas, Cetakan Kedelapan, Mei 2009.
Usulan Luhut Panjaitan
Pada saat itu Sintong bahkan menyebut Prabowo bisa saja dikemudian hari menjabat Menteri Pertahanan.