Konflik Orang Rimba dengan PT SAL Dimediasi Komnas HAM, Minta Pemerintah Tidak Diam Lihat Derita SAD

Selora seolah tak mampu menahan kegelisahan hatinya saat bertemu dengan para pejabat Negara, di Sarolangun, Provinsi Jambi

Penulis: Suang Sitanggang | Editor: Fitri Amalia
TRIBUNJAMBI/HO
Pertemuan perwakilan Orang Rimba (kanan) dengan unsur pejabat negara (kiri) yang terdiri dari Komnas HAM, Kantor Staf Presiden, Wakil Menteri ATR-BPN, anggota DPR RI, serta pemerintah daerah, pada Rabu (9/6/2021). Pertemuan ini bagian dari mediasi Orang Rimba dengan PT SAL. 

Orang Rimba dan Perkebunan Sawit

Jauh sebelum perkebunan sawit masuk ke Sarolangun dan Merangin, Orang Rimba sudah tinggal di daerah itu secara turun temurun.

Bahkan seloko adat Orang Rimba secara jelas menyebutkan. Pangkal Waris Tanah Garo, Ujung Waris Serenggam, Air Hitam Tanah Bejenang. Dari Seloko ini, jika di lihat ke Air Hitam, sejak dahulunya Sungai Air Hitam dengan pusat wilayahnya Desa jernih sebagai pusatnya merupakan tempat pemukiman masyarakat Melayu. Sedangkan Orang Rimba tinggal di anak-anak Sungai Air Hitam.

Jika diurutkan, Sungai Serentik. Anak Sungai ini merupakan tempat hidupnya Orang Rimba kelompok Mendihang (almarhum) Tumenggung Sitenang.

Daerah ini kini masuk dalam areal HGU PT Jambi Agro Wiyana yang kini di kuasai oleh Sinar Mas Plantation.

Selanjutnya adalah Sungai Keruh. Wilayah Sungai Keruh ini meluputi Pematang Kabau.

Di wilayah ini merupakan tempat hidup Tumenggung Miring yang sejak menganut Islam menjadi H Helmi tinggal di Singosari Pematang Kabau, Tumenggung Kecinto atau Afrizal yang kini tinggal di perumahan sosial Air Panas.

Di Sungai Keruh ini juga Kelompok Bepayung hidup. Wulayah Sungai Keruh ini saat ini menjadi areal konsesi PT SAL dan sebagian lainnya menjadi areal pemukiman Tramsigrasi Pematang Kabau.

Selanjutnya adalah Sungai Paku Aji. Tempat hidupnya Tumenggung Tarip, Betaring dan Nrip. Saat ini wilayah Paku Aji ini masuk dalam wilayah transmigrasi Satuan Pemukiman I (SP-I) Desa Bukit Suban dan perkebunan inti dan plasma PT SAL.

Selanjutnya Air Panas, di wilayah ini, meruapakn tempat hidup Orang Rimba kelompok Meti, Besiring, Ngelam.

Wilayah mereka kini menjadi areal perkebunan plasma PT SAL. Selanjutnya adalah Sungai Punti Kayu. Diwilayah ini hidup Orang Rimba kelompok Meriau, Ninjo, wilayah ini kini menjadi kebun plasma PT SAL.

Anak sungai Air Hitam Berikutnya adalah Sungai Tengkuyungon, di wilayah ini tinggal Orang Rimba mendihang Tumenggung laman, Cirenai.

Anak keturunan mereka adalah kelompok Saidun. Wilayah ini juga sekarang menjadi areal PT SAL.

Berikutnya adalah Sungai Hulu Mendelang di Tabir Selatan. Di wilayah ini Hidup Orang Rimba Kelompok Tumenggung Sikar.

Pabrik sawit PT SAL hari ini merupakan tempat hidup rombong Sikar bahkan tanah pusara nenek Sikar terletak di pabrik ini.

“Pasaron nenek moyang kami kini yang jadi pabrik itu, makanya kami menuntut dikembalikan tanah kami,” kata Selora. (*)

Baca juga: Melihat Orang Rimba di Jambi Mengikuti Ujian Keaksaraan Dasar

Baca juga: Kisah Rombongan Mensos Risma Dimarahi Orang Rimba Saat Berkunjung ke Jambi

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved