Kisah Militer Indonesia
KALA Ucapan Komandan Kopassus Ini Pada Prabowo Subianto Jadi Kenyataan 34 Tahun Kemudian
Ya kala itu, Sintong Hamonangan Panjaitan, terakhir berpangkat Letjen TNI dan menjabat Penasihat Bidang Hankam Presiden BJ Habibie.
TRIBUNJAMBI.COM - Sebuah kisah unik yang pernah dialami oleh Prabowo Subianto kala masih menjadi seorang prajurit.
Kala itu dirinya diramal oleh sosok penting di tubuh Kopassus yang jadi kenyataan saat ini.
Ya kala itu, Sintong Hamonangan Panjaitan, terakhir berpangkat Letjen TNI dan menjabat Penasihat Bidang Hankam Presiden BJ Habibie.
Prabowo Subianto, terakhir berpangkat Letjen TNI dan kemudian menjabat Menteri Pertahanan Kabinet Indonesia Maju saat ini.
Pada saat Sintong Panjaitan berpangkat Kolonel dan menjadi seorang Komandan Pasukan Sandi Yudha/Kopassandha (kemudian berubah nama menjadi Pasukan Khusus/Kopassus) pada Mei 1985, Prabowo berpangkat Mayor dan menjabat Wakil Komandan Detasemen 81/Anti Teror.

Menurut Surat Keputusan (SK) Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Rudini, seharusnya Prabowo sudah pindah ke Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad).
SK itu pun diterbitkan ketika Komandan Kopassandha dijabat oleh Brigjen TNI Wismoyo Arismunandar, namun hingga serah terima kepada Sintong pemindahan Prabowo pun belum dilaksanakan.
“Mengapa Prabowo belum dipindahkan ke Kostrad oleh Pak Wismoyo Arismunandar,” tanya Sintong kepala Kolonel Bambang Sumbodo, Asisten 3/Personel Kopassandha.
Sebagai tindak lanjut Sintong pun memerintahkan Kolonel Bambang membuat surat perintah pemindahan Prabowo Subianto dari Kopassandha ke Kostrad.
Pada saat itu Sintong tidak tahu sama sekali alasan Prabowo dipindahkan ke Kostrad karena waktu itu ia baru saja pindah dari Pusdik Kopassandha ke Markas Komando Cijantung, Jakarta.
Dasar yang dipakai Sintong untuk memindahkan Prabowo kala itu semata-mata melaksanakan perintah KSAD yang sudah lama disimpan di arsip Asisten Personel Kopassandha.
Setelah menerima surat perintah itu, Prabowo pun minta waktu untuk melapor kepada Sintong sebagai Komandan Kopassandha.
Padahal, sesuai prosedur yang berlaku pada saat itu, Prabowo cuma perlu melapor kepada Komandan Detasemen 81/Antiteror Letkol Luhut Binsar Panjaitan sebagai atasan langsung.
Namun akhirnya Sintong pun mempersilakan Prabowo menghadap dirinya.
Di ruang kerja Sintong, Prabowo bertanya, apa alasan dirinya dipindahkan ke Kostrad.
Baca juga: Jika Prabowo Subianto, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo Bertarung di Pilpres 2024, Ini Pemenangnya
Baca juga: Prabowo Subianto, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo Dominasi Hasil Survey Bursa Pilpres 2024
Baca juga: Kementrian yang Dipimpin Prabowo Subianto Disebut Ingin Utang Rp1.700 Triliun Demi Belanja Alutsista
Menurut Sintong, dalam sejarah Korps Baret Merah belum pernah terjadi seorang anggota menanyakan kepada atasannya mengapa ia dipindahkan.
Diungkapkan, di kalangan Korps Baret Merah, komandan itu sangat disegani oleh anak buahnya, hingga tidak seorang pun berani menanyakan mengapa ia dipindahkan.
Sebenarnya, menurut tradisi militer pertanyaan tentang pemindahan itu dari satu kesatuan ke kesatuan lain itu tidak pantas disampaikan, sehingga mengakibatkan Sintong menjadi sangat kaget dan tersinggung.
“Kamu prajurit. Saya tidak pandang kamu anak siapa. Selama kamu di tentara, kamu harus nurut aturan-aturan tentara. Kalau kamu tidak mau, kamu bisa saja keluar dari tentara lalu masuk partai,” kata Sintong kepada Prabowo, seperti terulis dalam buku ‘Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando’, karya Hendro Subroto, Penerbit Buku Kompas, Cetakan Kedelapan, Mei 2009.
Usulan Luhut Panjaitan
Pada kala itu Sintong bahkan menyebut bahwa Prabowo bisa saja dikemudian hari akan menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
“Mungkin di masa datang kamu bisa menjadi Menteri Pertahanan. Saya akan menghormati kamu. Itu tidak menjadi masalah bagi saya,” lanjut Sintong.
Ucapan itu bercermin dari seorang Letnan Angkatan Bersenjata Kerajaan Belanda yang telah keluar dari dinas militer, kemudian meniti karier politik dan bisa menjadi seorang Menteri Pertahanan.

Ternyata, 34 tahun kemudian perkataan dari Sintong itu menjadi kenyataan.
Prabowo Subianto kini menjadi Menteri Pertahanan pada Kabinet Presiden Joko Widodo.
Ia pun dilantik menjadi Menteri Pertahanan RI pada 23 Oktober 2019.
Setelah pensiun dari TNI, Prabowo bukan cuma menjadi anggota partai politik tetapi mendirikan partai yang diberi nama Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan menjadi ketua umum sejak didirikan pada 6 Februari 2008.
Seusai pembicaran, Sintong pun memerintahkan Prabowo kembali ke tempat.
“Ia memberi hormat dengan sigap seperti layaknya seorang tentara profesional, kemudian meninggalkan ruangan. Sejak saat itulah hubungan antara saya dan Prabowo yang semula sangat baik menjadi putus,” kata Sintong.
Sintong juga sempat membahas kejadian itu dengan KSAD Jenderal TNI Edi Sudradjat namun mendapat jawaban mengejutkan.
Baca juga: Internal Gerindra Dorong Prabowo Subianto Maju di Pilpres 2024, Hasil Survei LP3ES Jadi Alasan
Baca juga: 17 Pekerja Nekat Mencuri Timah Batangan di Perusahaan Yang Dipimpin Keponakan Prabowo Subianto
Baca juga: Prabowo Subianto Disebut di Sidang Korupsi Benih Lobster, Edhy Prabowo Langsung Bereaksi Keras
“Ah, sudahlah Tong, hal itu jangan dipikirkan.”
Sehubungan dengan pemindahan Prabowo dari Kopassadha, sekira 23 tahun kemudian Luhut Panjaitan berkata.:
"Saran pemindahan Prabowo ke Yonif 328/Raiders itu keluar dari mulut saya.”
Semula memang Prabowo hendak dipindahkan ke Pusat Persenjataan Infanteri (Pussenif) di Bandung, namun atas saran Luhut Panjaitan, sebagai atasan langsung Prabowo, diganti ke Kostrad yang tidak terlalu ‘jauh’ dari Kopassanda. (*)
*Dikutip dari buku ‘Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando’, karya Hendro Subroto, Penerbit Buku Kompas, Cetakan Kedelapan, Mei 2009.
Berita lainnya seputar Prabowo Subianto
Berita lainnya seputar Luhut Panjaitan
Berita lainnya seputar Sintong Panjaitan
SUMBER: TRIBUNNEWS