Kematian Sang Ibu Bikin Pangeran Harry Hilang Arah, Minum Minuman Keras hingga Narkoba
Dalam serial itu Harry memberi tahu Oprah Winfrey tentang perjuangannya mengatasi peristiwa kematian ibunya, Putri Diana pada tahun 1997.
TRIBUNJAMBI.COM - Setelah melakukan wawancara kontroversial bersama Oprah Winfrey Maret lalu, Pangeran Harry ternyata belum selesai membagikan perjalanan hidupnya.
Pada Jumat (23/5/2021), serial dokumenter barunya yang mengekplorasi kesehatan mental berjudul "The Me You Can't See" tayang perdana di Apple TV Plus.
Dalam serial itu Harry memberi tahu Oprah Winfrey tentang perjuangannya mengatasi peristiwa kematian ibunya, Putri Diana pada tahun 1997.
"Saya minum (minuman keras), saya menggunakan narkoba, saya mencoba dan melakukan hal-hal yang bisa membuat saya tidak merasakan apa yang sebenarnya saya rasakan," kata Pangeran Harry, dikutip dari CNet, Minggu (23/5/2021).
Harry menyebut tahun-tahun antara usianya saat 23 hingga 32 tahun sebagai tahun dengan banyak mimpi buruk dalam hidupnya.
Ia mengalami kecemasan dan serang panik.
Oleh sebab itu, Pangeran Harry akhirnya minum minuman keras secara berlebihan.
Namun, hal itu dilakukannya bukan karena ia suka, melainkan untuk menutupi hal yang sedang dirasakannya.
Meskipun Pangeran Harry tak secara langsung menyebut anggota keluarga kerajaan, dalam serial itu dia berbicara tentang ayahnya, Pangeran Charles, pewaris takhta Inggris.
Menurut Pangeran Harry, ayahnya tak pernah berbicara tentang kematian ibunya, Putri Diana.
Padahal, Harry berharap sang ayah bisa menangani perhatian pers dan masalah lain yang dihadapi olehnya.
"Yah, (hidup) seperti itu bagiku, jadi hidup juga akan seperti itu untukmu," kata suami Meghan markle, mengulang apa yang diucapkan Pangeran Charles pada Harry dan William.
Namun, Pangeran Harry tidak percaya pernyataan Pangeran Charles yang demikian itu.
"Hanya karena kamu menderita, bukan berarti anak-anakmu harus menderita," tutur Harry.
"Faktanya kamu harus melakukan sebaliknya. Jika Anda menderita, lakukan apa pun untuk memastikan bahwa pengalaman negatif yang Anda alami, bisa Anda perbaiki agar anak-anak Anda tak merasakan hal yang sama," lanjutnya.
Baca juga: Keluarga Hancur Gara-gara ART Jadi Pelakor, Sang Ayah Sampai Tega Siksa Istri Sah yang Lagi Hamil
Dengan demikian, serial dokumenter tersebut menjadi wawancara kontroversial ketiga yang dilakukan Pangeran Harry di tahun 2021.
Sebelumnya, pada Maret 2021, Pangeran Harry dan istrinya, Meghan Markle melakukan wawancara dengan Oprah Winfrey untuk sebuah acara TV khusus.
Dalam wawancara tersebut, keduanya bercerita dengan meledak-ledak.
Baru-baru ini, Pangeran Harry juga muncul dalam wawancara di Armchair Expert Podcast bersama Dax Shepard dan Monica Padman.
Bahas Soal Putri Diana dengan Oprah Winfrey, Pangeran Harry Takut ''Sejarah akan Kembali Terulang''
Pada wawancara Pangeran Harry dengan Oprah Winfrey Maret 2021 lalu, ia berbicara soal kekhawatirannya tentang sejarah yang akan kembali terulang.
Hal itu secara tak langsung terkait dengan keputusan Pangeran Harry dan istrinya, Meghan Markle, untuk mundur dari tugas sebagai anggota keluarga Kerajaan Inggris.
Dikutip TribunTernate.com dari laman The Guardian, stasiun televisi Amerika Serikat CBS telah merilis video singkat dari petikan wawancara Oprah Winfrey dengan Pangeran Harry dan Meghan Markle.
Petikan video itu merupakan promo program wawancara yang dijadwalkan akan tayang pada 7 Maret 2021 mendatang.
Ini juga merupakan wawancara televisi pertama yang dilakukan oleh Pangeran Harry dan Meghan Markle sejak mereka pindah ke California tahun lalu.
"Kekhawatiran terbesar saya adalah sejarah yang akan kembali terulang," kata Pangeran Harry.
Pernyataan itu merujuk pada ibundanya, Putri Diana, yang meninggal dunia pada usia 36 tahun akibat kecelakaan mobil di Paris, Prancis saat dikejar-kejar oleh paparazzi.
Sebagaimana diketahui, Putri Diana mendapat kecaman dari Kerajaan Inggris setelah memutuskan berpisah dari Pangeran Charles pada 1990-an.
Sementara, Pangeran Harry selalu menyebut liputan media yang intens turut berkontribusi pada wafatnya sang ibunda.
Dalam video singkat Oprah Winfrey, Pangeran Harry terlihat duduk di sebelah Meghan Markle dan memegang tangannya.
Pasangan yang menikah pada 19 Mei 2018 itu juga mengumumkan bahwa mereka tengah menantikan anak kedua.
"Saya hanya benar-benar lega dan bahagia, duduk di sini mengobrol denganmu, dengan istri di samping saya," kata Pangeran Harry.
"Karena saya tidak bisa membayangkan seperti apa rasanya hal ini bagi ibu saya (Putri Diana, red.), menjalani proses semacam ini sendirian selama bertahun-tahun lalu," lanjutnya.
"Rasanya luar biasa sulit bagi kami berdua. Tetapi, setidaknya kami saling memiliki satu sama lain," tambahnya.
Dalam video itu, Oprah Winfrey berkata bahwa tidak ada subjek yang tak dibahas.
Kemudian, di satu titik ia berkata kepada Pangeran Harry dan Meghan Markle, "kalian telah mengatakan beberapa hal yang mengejutkan di sini."
Termasuk tentang situasi mereka yang "hampir tidak bisa membuat mereka bertahan."
Sebelum pindah ke California, Pangeran Harry dan istrinya telah mengungkap perlakuan tabloid dan media Inggris terhadap Meghan Markle.
Diketahui, Meghan Markle memiliki darah campuran, sang ayah berkulit putih, sementara ibunya adalah keturunan Afrika-Amerika.
Beberapa perlakuan itu, kata Pangeran Harry dan Meghan Markle, mengandung unsur bullying atau rasisme.
Bulan Maret ini, Buckingham Palace mengumumkan bahwa Pangeran Harry dan Meghan Markle tidak akan kembali ke kehidupan mereka sebagai anggota keluarga yang melaksanakan tugas kerajaan.
Dalam sebuah wawancara dengan James Corden untuk program televisi The Late Late Show pekan lalu, Pangeran Harry mengungkap rasa keberatannya karena media Inggris merangsek terlalu jauh ke dalam kehidupan keluarganya.
Ia menyebut, invasi media dalam kehidupan keluarganya itu jauh lebih dalam dibandingkan yang digambarkan dalam mini seri The Crown.
Menurutnya, pers Inggris telah membuat "lingkungan yang sulit" yang merusak kesehatan mentalnya.
Akan tetapi, dia menegaskan dirinya tidak "menghindar sama sekali" dari kehidupan keluarga kerajaan.
"Itu hanya melangkah mundur, bukan turun," kata pria kelahiran London, 15 September 1984 itu.
Pangeran bernama lengkap Henry Charles Albert David itu mengatakan, "Jadi, saya melakukan apa yang akan dilakukan seorang suami, seorang ayah lakukan. Itu seperti: 'Saya harus membawa keluarga saya jauh dari sini.' Tapi, kami tidak benar-benar menjauh (dari Kerajaan Inggris, red.)."
Ia menambahkan, "Saya tidak akan pernah menjauh. Saya akan selalu memberikan kontribusi.
Baca juga: Demokrat Masuk Tiga Besar, Elektabilitas Melejit Berdasarkan Hasil Survei