Serangan Israel ke Jalur Gaza Terus Berlanjut, Benjamin Netanyahu Sebut Tagih Harga Mahal dari Hamas

Bahkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan pemboman mematikan di Jalur Gaza akan terus berlanjut. Dorongan untuk gencatan senjata

Editor: Suci Rahayu PK
istimewa
Serangan Jet Tempur Israel di Jalur Gaza. 

Banyamin Netanyahu menolak rentetan kritik terhadap pemboman Israel terhadap gedung bertingkat tinggi yang menampung kantor media asing, termasuk Al Jazeera, di Jalur Gaza.

Berbicara kepada CBS's Face the Nation, perdana menteri mengklaim bahwa gedung tersebut menampung "kantor intelijen untuk organisasi teroris Palestina (Hamas)" yang "merencanakan dan mengatur serangan teror terhadap warga sipil Israel".

Dia tidak menunjukkan bukti apa pun dari klaimnya tetapi mengatakan itu adalah "target yang sangat sah".

Ditanya apakah dia telah memberikan bukti kehadiran Hamas di gedung tersebut dalam panggilan telepon dengan Presiden AS Joe Biden, Banjamin Netanyahu berkata, "Kami menyebarkannya melalui orang-orang intelijen kami."

"Kami menargetkan organisasi teroris yang menargetkan warga sipil kami dan bersembunyi di belakang mereka, menggunakan mereka sebagai perisai manusia," tambahnya.

Menara al-Jalaa, yang juga menjadi kantor kantor berita AS Associated Press (AP) dan outlet lainnya, dihancurkan oleh serangan angkatan udara Israel pada hari Sabtu.

Asosiasi Pers Asing (FPA) di Israel dan Wilayah Palestina sebelumnya mempertanyakan komitmen Israel terhadap kebebasan pers setelah penghancuran gedung tersebut.

Dikatakan dalam sebuah pernyataan tentang keputusan untuk menghancurkan gedung selama pertempuran antara Israel dan Hamas "menimbulkan pertanyaan yang sangat mengkhawatirkan tentang kesediaan Israel untuk mengganggu kebebasan pers untuk beroperasi."

"Kami mencatat bahwa Israel belum memberikan bukti apa pun untuk mendukung klaimnya bahwa bangunan itu digunakan oleh Hamas," kata sebuah surat dari asosiasi tersebut.

Asosiasi tersebut mengatakan telah meminta pertemuan dengan pejabat Israel atas insiden tersebut.

FPA mengatakan memiliki 480 anggota yang bekerja untuk media internasional.

Organisasi non-pemerintah internasional Reporters Without Borders (RSF) juga mengutuk serangan terhadap gedung tersebut, dengan direktur eksekutif Christian Mihr mengatakan bahwa itu tidak dibenarkan tidak peduli apakah Hamas menggunakannya atau tidak.

“Menyatakan kantor media sebagai target perang adalah kejahatan perang,” tulis Mihr di Twitter.

Berita lain terkait Israel Serang Jalur Gaza

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved