Kritik Kerumunan Ancol, PSI Nilai Survei Anies untuk Pilpres Akan Turun: Punya Program Nggk Jelas
Sejumlah pihak memberikan kritik pedasnya kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Kerumunan yang terjadi di kawasan wisata Ancol menjadi sorotan
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA-- Sejumlah pihak memberikan kritik pedasnya kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Kerumunan yang terjadi di kawasan wisata Ancol menjadi sorotan publik.
Beberapa politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pun ikut menyoroti kerumunan yang terjadi di lokasi wisata yang terletak di Jakarta Utara tersebut.
Setelah juru bicara PSI, Faldo Maldini menyebut apa yang dilakukan Anies tidak sesuai perkataan dan perbuatan, kini Muannas Alaidid menyebut bahwa Anies sejatinya tidak mempunyai program jelas dalam memimpin DKI Jakarta
"Jadi Gubenur gak pernah punya program jelas, bingung mau ngapain, kuburan ditutup, ancol malah dibuka." tulis Muannas di Twitter, dilihat pada Minggu (16/5/2021).
Baca juga: Arti Kejatuhan Kotoran Cicak di Badan, Ada yang Sulit Mendapatkan Rezeki
Baca juga: Diminta Bertanggung Jawab Usai Menabrak, Jawaban Wanita Bikin Terdiam: Kau Bisa Melakukan Semuanya
Sebelumnya, Juru Bicara DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Faldo Maldini.
Faldo mengkritik kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang dinilainya tidak konsisten, terkhusus membuka tempat wisata.
Kebijakan itu telah mengakibatkan kerumunan, salah satunya di Taman Impian Jaya Ancol.
Faldo bahkan mengatakan, Anies tidak dapat menjalankan apa yang sudah dikatakan dalam kebijakan yaitu kuota pengunjung 30 persen di tempat wisata.
"Keputusan membuka Taman Impian Jaya Ancol sudah aneh, orang kan situasi tidak boleh mudik. Pak Gubernur bolehkan masuk KTP DKI, kuota 30 persen, tahunya malah membludak. Tidak terjadi itu apa yang dikatakan Gubernur Anies," kata Faldo dalam keterangannya, Sabtu (15/5/2021).
Baca juga: Mengenal Sakhrah, Batu yang Berada di Komplek Masjid Al-Aqsha, Tempat Ditiupnya Sangkakala
Baca juga: Kantor Media Mendapat Telfon dari Israel Akan Meledakkan Gedungnya, Diberi Waktu 1 Jam
Menurut Faldo, membuka tempat wisata pada saat pemerintah pusat melarang mudik Lebaran adalah hal yang aneh. Hal ini dinilainya sebagai kebijakan yang teledor.
Ia berpendapat, menjelang Idul Fitri, pemerintah pusat telah mencegah arus mudik untuk menghambat penyebaran Covid-19.
"Tapi kerumunan dalam bentuk lain justru dibiarkan. Intinya kan mencegah mobilitas dan kerumunan. Virus tak akan membedakan ini mudik atau wisata. Begitu ada kerumunan, virus akan leluasa," ujarnya.
Faldo mengatakan, pada saat libur Lebaran, virus akan tetap bekerja tak memandang kegiatan seseorang melakukan mudik atau berwisata.
Seharusnya, lanjut dia, Anies cukup intelektual untuk memahami antara mudik dan berwisata sama-sama berpotensi menimbulkan penyebaran virus.