Fakta-fakta Terkait Kekerasan Tentara Israel Terhadap Palestina
Pertempuran itu terjadi setelah berminggu-minggu ketegangan yang dipicu oleh konfrontasi kekerasan antara polisi Israel dan pengunjuk rasa Palestina d
Roket tersebut diluncurkan setelah penghancuran Menara Hanadi di Gaza, yang merupakan kantor yang digunakan oleh pimpinan politik Hamas.
Ada laporan bahwa gedung bertingkat kedua juga dihancurkan oleh Israel setelah peringatan untuk mengungsi.
Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz, menyebut serangan Israel itu "baru permulaan".
"Organisasi teror telah terpukul keras dan akan terus terpukul karena keputusan mereka untuk menyerang Israel."
"Kami akan kembali dengan damai dan tenang, untuk jangka panjang," katanya.
Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, mengatakan kelompok itu "siap" jika Israel memilih untuk meningkatkan.
"Jika (Israel) ingin meningkatkan (serangan) kami siap untuk itu, dan jika ingin berhenti, kami juga siap," katanya dalam pidato yang disiarkan televisi.
Apa yang menyebabkan kekerasan?
Pertempuran antara Israel dan Hamas dipicu oleh bentrokan yang meningkat selama berhari-hari antara warga Palestina dan polisi Israel di kompleks puncak bukit suci di Yerusalem Timur.
Situs ini dihormati oleh Muslim, yang menyebutnya Haram al-Sharif (Tempat Suci Mulia), dan Yahudi, yang dikenal sebagai Temple Mount.
Hamas menuntut Israel mengeluarkan polisi dari sana dan distrik terdekat yang didominasi Arab, Sheikh Jarrah, tempat keluarga Palestina menghadapi penggusuran oleh pemukim Yahudi.
Hamas meluncurkan roket ketika ultimatumnya tidak diindahkan.
Kemarahan Palestina dipicu oleh ketegangan yang meningkat selama berminggu-minggu di Yerusalem Timur.
Israel pada dasarnya mencaplok Yerusalem Timur pada tahun 1980 dan menganggap seluruh kota sebagai ibukotanya, meskipun hal ini tidak diakui oleh sebagian besar negara lain.
Palestina mengklaim bagian timur Yerusalem sebagai ibu kota negara mereka sendiri yang diharapkan.
Sumber : TRIBUNNEWS