Supir Truk Tak Henti Menyesali Kesalahannya, Akibat Kelalaianya Sang Kernet Meregang Nyawa

Pria sopir truk Fuso pengangkut pupuk itu menyesali kelalaiannya yang mengakibatkan temannya yang juga kernet truk, Hariono (30), tewas secara mengena

Editor: Muuhammad Ferry Fadly
net
ilustrasi 

TRIBUNJAMBI.COM - Penyesalan tidak henti dikeluhkan Budi Santoso (47), warga Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri saat pemeriksaan di Polres Blitar, Minggu (9/5/2021).

Pria sopir truk Fuso pengangkut pupuk itu menyesali kelalaiannya yang mengakibatkan temannya yang juga kernet truk, Hariono (30), tewas secara mengenaskan.

Hariono mengalami akhir hidup yang menyedihkan akibat terlindas truk Fuso AG 8680 AI yang disopiri Budi, Sabtu (8/5/2021) sore lalu.

Baca juga: BOCAH 16 Tahun Pakai Mobil VW Kuning Tabrak Polisi saat Penyekatan, Ternyata Anak Pengusaha

Baca juga: Cerita Pengemis Raup Penghasilan Rp 18 Juta Sebulan, Terkadang Perhari Mendapat Rp 1 Juta

Baca juga: Renungan Harian Kristen - Menemukan Karya Tuhan

Koban bukan meninggal dalam kecelakaan di jalan raya, melainkan terlindas saat sedang tertidur di depan truk yang dijalankan Budi.

"Kondisinya memprihatinkan karena tubuhnya terkena ban truk tersebut," kata Kapolsek Gandusari, AKP Tri Wahyudi, Minggu (9/5/2021).

Meski tidak sengaja atau tidak tahu atas keberadaan kernetnya, Budi diamankan di Polres Blitar.

Si sopir sedang dimintai keterangan karena kelalaiannya.

"Memang sopir baru bangun tidur dan langsung melajukan truknya sehingga tak tahu kalau kernetnya tertidur di depan kendaraan," paparnya.

Kejadian itu memang tak disengaja, tetapi tetap merupakan kelalaian.

Truk yang dikemudikan Budi berangkat dari Kecamaran Wates, Kediri untuk mengambil pupuk organik ke Blitar.

Mereka tiba di lokasi yakni Dusun Sidoasri, Desa Sumber Agung Kecamatan Gandusari, Sabtu (8/5) siang atau pukul 14.00 WIB.

Namun mereka tak bisa langsung memuat pupuk subsidi itu karena mengantre sebab saat itu juga banyak truk lain yang akan memuat pupuk.

Budi memarkir truknya di Selatan pabrik, tepatnya di jalan raya depan pabrik dan di antara deretan truk lainnya.

"Usai memarkir truknya, mereka makan. Katanya, korban disuruh membeli nasi bungkus di warung di depan pabrik. Lalu mereka makan bareng (sopir dan kernet) dengan menggelar tikar di depan truk Fuso," ujarnya.

Setelah makan, Budi kembali naik ke truknya dan duduk di kursi kemudinya.

Halaman
12
Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved