Kisah Heroik Pasukan Sandi Yudha Bebaskan Sandera Pesawat, Cukup 2 Menit 49 Detik

Kisah prajurit komando membebaskan sandera pesawat Garuda Indonesia DC-9 Woyla diungkap pelaku sejarahnya, Letkol Inf (Purn) Untung Suroso.

Editor: Sulistiono
KOMPAS/Chrys Kelana/kompas.id
Sekitar 36 sandera pesawat Garuda Indonesia DC-9 Woyla tiba di Halim Perdanakusuma dari Bangkok pada Selasa siang pada 31 Maret 1981. 

Untung Suroso pun disuruh memilih 60 pasukan komando untuk bergabung dengannya.

Tetapi yang terlibat masuk pesawat membebaskan sandera hanya enam prajurit, atau tujuh prajurit termasuk Untung Suroso.

Sebelum melakukan operasi pembebasan sandera, Untung Suroso dan pasukannya disuruh latihan menembak.

Untung Suroso dan tim inti pasukan komando yang akan membebaskan sandera pun dilengkapi dengan rompi antipeluru dan dibekali pistol.

Tak hanya itu, Untung Suroso juga dilengkapi alat komunikasi yang bisa didengar semua radio dari seluruh dunia.

Tim inti pasukan komando itu juga dibekali kaca mata khusus, yang bisa melihat di kegelapan untuk mengintai teroris saat suasana gelap.

Waktu mendapat tugas pembebasan sandera itu, Untung Suroso belum pernah melihat pesawat Garuda Indonesia DC-9 Woyla.

Bagaimana teorinya masuk ke pesawat itu, belum kepikiran. Akhirnya dia dan pasukannya diminta melihat pesawat Garuda Indonesia DC-9 Woyla untuk mempelajarinya.

Dari situ, Untung Suroso dan pasukannya mempelajari kunci rahasia buka pintu depan, pintu sayap, dan pintu belakang.

Setelah tuntas mempelajari cara membobol pintu pesawat, tim Untung Suroso langsung disuruh terbang ke Thailand menjalankan operasi pembebasan sandera.

Saat yang ditunggu tiba. Untung Suroso dan pasukannya memetakan situasi dan segera melakukan operasi pembebabasan sandera. Dua pasukan masuk lewat pintu depan menerobos mengarah ke pilot, dua pasukan masuk lewat pintu tengah mengarah ke tengah, dan dua pasukan masuk lewat pintu belakang mengarah ke depan.

Kala itu Untung Suroso posisinya di samping pintu depan sebagai komandan operasi. "Waktunya singkat banget. Sesuai stopwatch yang saya bawa, operasi selesai dalam waktu 2 menit 49 detik." (tribunjambi.com)

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved