Kisah Heroik Pasukan Sandi Yudha Bebaskan Sandera Pesawat, Cukup 2 Menit 49 Detik
Kisah prajurit komando membebaskan sandera pesawat Garuda Indonesia DC-9 Woyla diungkap pelaku sejarahnya, Letkol Inf (Purn) Untung Suroso.
TRIBUNJAMBI.COM - Kisah heroik prajurit komando dalam operasi pembebasan sandera pesawat Garuda Indonesia DC-9 Woyla diungkap pelaku sejarahnya, Letkol Inf (Purn) Untung Suroso.
Letkol Inf (Purn) Untung Suroso adalah komandan lapangan yang memimpin langsung operasi pembebasan sandera. Operasi pembebasan sandera itu berlangsung sukses dan sangat cepat. Hanya butuh waktu 2 menit 49 detik.
Kesuksesan operasi pembebasan sandera itu membuat pamor TNI menguat di mata internasional. Apalagi, pembebasan sandera itu lokasinya di luar negeri, tepatnya di Bandara Don Mueang, Thailand, pada 1981.
Letkol Inf (Purn) Untung Suroso adalah prajurit Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha) yang sekarang bernama Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat (Kopassus).
Dalam podcast Puspen TNI, Letkol Inf (Purn) Untung Suroso, mengisahkan, pengalamannya membebaskan sandera pesawat Garuda Indonesia DC-9 Woyla.
Kini usia Letkol Inf (Purn) Untung Suroso sudah sepuh, 82 tahun. Meski demikian fisiknya masih kelihatan segar dan sehat. Nada bicaranya masih jelas dan tegas.
Letkol Inf (Purn) Untung Suroso merupakan pelaku sejarah dalam pembebasan sandera pesawat Garuda Indonesia DC-9 Woyla.
Peristiwa ini merupakan aksi terorisme pertama dalam sejarah pembajakan maskapai di Indonesia.
Kala itu Untung Suroso masih muda. Dia dipercaya memimpin pasukan untuk membebaskan sandera. Saat mendapat tugas tersebut, tak ada sesuatu yang membuat dirinya ragu.
Tidak ada pikiran macam-macam terlintas kecuali hanya menjalankan tugas sepenuh hati. Sebagai prajurit komando, Untung Suroso selalu siap diperintah menjalankan tugas.
"Tidan ada pikiran (macam-macam). Yang ada melaksanakan tugas sebaiknya. Hidup atau mati," tegasnya.
Awalnya Untung Suroso tak tahu akan mendapat perintah pembebasan sandera. Waktu itu dirinya mendapat surat perintah rahasia.
Pada saat mendapat surat rahasia itu, dirinya sebenarnya sedang mau menempuh sekolah intelijen.
Mendadak komandannya memerintahkan Untung Suroso agar tidak usah sekolah intelijen dulu karena ada pembajakan pesawat.
Untung Suroso diperintah agar melakukan operasi pembebasan sandera, dan pasukan sudah disiapkan.