Berkah Menjaga Hutan, Warga Lima Desa Di Bungo Dapat Imbal Jasa Karbon Jelang Ramadan
Lima desa di Kabupaten Bungo Provinsi Jambi mendapatkan berkah berupa jasa karbon karena yang telah menjaga hutan di wilayah mereka
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Lima desa di Kabupaten Bungo Provinsi Jambi mendapatkan berkah berupa imbal jasa karbon karena yang telah menjaga hutan di wilayah mereka.
Nilainya cukup lumayan, yakni Rp 200 juta tiap desa, yang tentu sangat berguna mereka gunakan untuk merayakan lebaran Idul Fitri ini.
Adapun lima desa yang mendapatkan imbal jasa karbon adalah Desa Senamat Ulu, Laman Panjang, Lubuk Beringin, Buat, dan Sungai Telang.
Masyarakat di lima desa itu mendapatkan paket ramadan dan kerbau untuk bekal lebaran 1442 H.
“Senang nian kami dapat bagian dari dana jaga hutan ini, semoga adalah terus dana seperti ini. Apalagi kondisi sekarang harga karet belum juga naik. Bulan puasa mau lebaran, bersyukur kami dapat bantuan," kata Nenek Aisyah atau biasa dipanggil Ninek Tino, di Dusun Laman Panjang.
Pembagian paket sembako ini dilakukan di masing-masing dusun dengan mengatur jadwal pengambilan, sehingga tidak menimbulkan kerumuman masyarakat.
Pembagian paket tersbeut dilakukan di masing-masing desa sejak pekan lalu dan berlanjut hingga Jumat (7/4) di Dusun Sungai Telang.
Bantuan paket sembako ini diterima oleh 337 KK di Dusun Senamat Ulu, 202 rumah di Dusun Laman Panjang, 110 rumah di Dusun Lubuk Beringin, ditambah 561 rumah di Dusun Sungai Telang, dan 300 rumah di Buat.
Selain menerima paket sembako, masing-masing warga dusun menjelang H-1 lebaran nanti juga akan mendapatkan paket daging dari hasil penyembelihan kerbau.
Baca juga: Berkah Karbon di Tengah Pandemi Covid-19, Pengelolaan Bujang Rama Hasilkan Uang Rp 1 Miliar
Baca juga: Catatan KKI Warsi, Lebih 11 Ribu Rumah di Jambi Terdampak Banjir pada 2020
Kerbau ini didistribusikan, 3 ekor di Senamat Ulu, 1 ekor di Lubuk Beringin, 2 ekor di Laman Panjang, dan 2 ekor di Buat.
“Masing-masing dusun sudah kita diskusikan, terkait apa yang akan dibelanjakan dengan dana imbal jasa karbon yang diterima masing-masing desa yaitu Rp 200 juta," kata Agus Sumarli Fasilitator Pendamping KKI Warsi yang membantu penyaluran imbal jasa karbon kepada masyarakat di lima desa Bathin III Ulu.
Itu sudah termasuk paket sembakonya ada yang minta beras dengan minyak, gula, tepung dan kacang, ada juga yang minta lainnya, semua berdasarkan kesepakatan warga.
Dikatakannya, pembagian dana imbal jasa ini, dibagi ke dalam tujuh aspek, yaitu aspek keagamaan yang disalurkan berupa bantuan paket sembako dan daging di bulan Ramadhan.
Selain itu dana juga digunakan pembangunan fisik berupa sarana dan prasarana kampung.
“Kesepakatannya dana imbal jasa karbon ini digunakan untuk pengamanan dan patroli hutan Desa, aspek sosial berupa beasiswa dan bantuan lansia," ungkapnya.
Sementara untuk keagamaan melalui pembagian paket ramadhan, penguatan kelembagaan LPHD, bantuan untuk pemuda dan karang taruna.
Ada juga untuk kegiatan penguatan ekonomi, dan kegiatan pemerintahan dusun dan PKK.
“Ini yang disepakati masyarakat untuk pembagian dana imbal jasa karbon 2021 ini,” kata Agus, dalam rilis yang diterima Tribun.
Kepala Desa Lubuk Beringin Al Jufri, mengatakan pihaknya berterima kasih kepada pihak yang sudah memberikan dana imbal jasa karbon ke desa mereka.
“Kami awalnya menjaga hutan, karena memang hutan ini penting untuk melindungi air sawah kami, tidak menyangka juga kami kalau ternyata bisa menjadi dana imbal jasa karbon yang dapat dinikmati oleh seluruh warga desa kami,” katanya.
Dana imbal jasa karbon yang diterima masyarakat Bathin III Ulu, berasal dari sumbangan masyarakat Eropa yang sudah masuk dalam skema perdagangan karbon sukarela.
Masing-masing pihak yang melakukan penghitungan jejak karbon.
Halam hal ini aktivitas mereka yang menyumbang kepada peningkatan emisi karbon, dengan menyumbangkan sejumlah dana untuk membantu masyarakat yang masih mengelola hutannya dengan baik, sehingga mampu menyerap emisi yang dihasilkan.
Menjaga hutan ini, dilakukan masyarakat Bathin III Ulu di kawasan Bukit Panjang Rantau Bayur (Bujang Raba) dengan skema Hutan Desa.
Sejak mendapatkan izin kelola hutan desa dari Kementrian Kehutanan, masing-masing desa berkomitmen tinggi menjaga hutan mereka. Komitmen ini, ditunjukkan dengan tidak adanya terjadi penurunan atau pengurangan tutupan hutan yang bisa dipantau dengan pengamatan citra satelit lansat.
Dari sinilah kemudian melalui skema karbon sukarela, upaya yang dilakukan masyarakat ini dapat menghasilkan dana imbal jasa karbon.
“Jalan jalan ke pasar Buat, jangan lupo membeli ikan, paket ramadhan sudah kita dapat, hutan desa mari kito lestarikan,” ujar Kepala Desa Senamat Ulu, Datuk Tarmizi ketika memberikan sambutan penyaluran paket pada masyarakat, dan disambut dengan tepuk tangan meriah warga dusun. (*)
Baca juga: Hutan Tergerus Puluhan Ribu Rakyat Jambi Sengsara, Warsi: Penting Akses Bagi Masyarakat Adat
Baca juga: Oknum Polisi yang Lakukan Penganiayaan Minta Maaf, Korban: Biarkan Berproses Saja
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/kki-warsi_hasil-karbon.jpg)