Wawancara Eksklusif
Forum DAS Bicara Kondisi Sungai di Jambi, Kondisinya Memprihatinkan, Ini Harus Dipulihkan
DI Provinsi Jambi, ada dua DAS yang ditangani forum tersebut, yaitu DAS Batanghari dan DAS Pengabuan.
Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Deddy Rachmawan
Bagaimana, kok bisa? Karena pohon-pohon yang besar-besar itu sudah dijual ke 'bapak angkat'. Bapak angkat pohon dalam arti kata itu, bukan ditebang. Pohon itu tetap tegak di situ kemudian ada istilahnya si bapak, misalnya membeli batang itu 1 tahun 200 ribu rupiah untuk dijaga. Itu pohon tidak akan ditebang.
Dapat kami simpulkan bahwa kekuatan dari kelompok-kelompok pemerhati di desa ini harus tumbuh di setiap daerah. Kalau bisa di setiap desa, setiap kecamatan harus ada kelompok masyarakat yang menjadi pemerhati lingkungan ini. Ini dahsyat karena mereka ini bisa menjaga hutan itu 24 jam, sementara kalau petugas hanya sebatas surat perintah tugasnya saja.
Apa optimistis dengan kelompok-kelompok masyarakat ini dengan pecinta-pecinta alam seperti ini?
Tagor: Saya rasa kita harus yakin, semua sisi kita dorong untuk optimis melestarikan lingkungan ini. Kita tidak bisa kerja sendiri, sementara kekuatan itu adalah yang dari bawah.
Kami kebetulan didukung juga dengan bantuan Jerman melalui Kementerian LHK. Kegiatannya mulai dari pembinaan masyarakat untuk lingkungan sampai ke pelaksanaan kegiatan itu.
Kalau kita lihat dari hulu ke hilir Sungai Batanghari, apakah kompleksitas masalahnya sama?
Tagor: Kalau kompleksitas masalah hulu dan hilir ini tentu berbeda, karena kalau hilir masalahnya itu memang ada juga pemanfaatan lahan yang sampai ke pinggir sungai, MCK yang sangat besar sekali pengaruhnya terhadap bakteri, dan pembuangan sampah ke sungai.
Kalau di daerah hulu tidak seperti itu, karena mereka rata-rata bermukimnya tidak di pinggir-pinggir sungai. Mereka lebih banyak menebang hutan dn menanaminya dengan tanaman monokultur. Ini sudah mulai diinisiasi oleh Kementerian LHK dengan menggabungkan tanamam produktif ditambah dengan kayu, sehingga kita harapkan tutupan lahan itu akan semakin tinggi dan serapan air hujannya pun akan semakin besar.
Kalau untuk sedimentasi, seperti apa di Sungai Batanghari?
Tagor: Kita bukan fokus ke sedimentasi, tapi kita juga ada ahli sedimentasi dari Unja dan Unbari. Menurut mereka, sedimentasi yang sudah sangat tinggi. Kita melihat adanya pendangkalan. Kalau kemarau, tampak pulau-pulau pasir.
Itu adalah sedimentasi yang tinggi. Sehingga, sekarang tidak ada lagi jalan kapal, untuk tongkang saja kadang tidak bisa lagi. Akibatnya, biaya kebutuhan masyarakat Jambi tinggi, karena barang-barang harus dibawa ke darat. Padahal dulunya pakai kapal bisa masuk ke Sungai Batanghari. Makanya saya bilang, kalau ini kita biarkan ke depan akan lebih parah lagi, bisa jadi kenangan saja Sungai Batanghari ini. Ini tidak bisa kita biarkan.
Apa tantangan bagi Forum DAS untuk penanganan sungai di Jambi ke depannya?
Tagor: Tantangan ke depan ini, bagaimana kita meyakinkan tokoh-tokoh masyarakat kemudian anggota anggota dewan, karena anggota dewan ini kan representasi dari masyarakat. Inilah bagaimana mereka juga harus satu pemikiran dengan kita.
Jangan terlalu menokohkan bahwasanya ini kebutuhan masyarakat, padahal sebenarnya tidak. Masyarakat dulu bisa tenang, tetap sejahtera, anak-anaknya sehat mandi di sungai itu, tidak justru seperti sekarang. Dengan adanya PETI, apakah masyarakat kita kaya? Padahal tidak. Masyarakat seperti itu saja, biasanya justru cukong-cukong yang kaya.
Oleh karena itu, kami melalui Forum DAS mencoba bagaimana memberikan pencerahan kepada masyarakat agar masyarakat jangan berpikir jangka pendek saja, bagaimana lingkungan ke depan, bagaimana anak cucunya.
Apa pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat yang menilai mendengarkan tayangan ini?
Tagor: Pada kesempatan ini saya sebagai Ketua Forum DAS Provinsi Jambi mengajak, mari kita lestarikan lingkungan kita dengan melaksanakan kegiatan harus memikirkan dampak negatifnya. Jangan hanya melaksanakan kegiatan dengan berpikir untuk pendek, tapi ke depannya akan merugikan anak cucu kita. Saya mengajak kita untuk bekerja untuk pelestarian lingkungan. (are)