Berita Muarojambi

Empat Tahun Geluti Produksi Kolang Kaling saat Bulan Ramadhan Warga di Muarojambi Raup Jutaan rupiah

Membuat kolang kaling sudah menjadi sumber penghasilan bagi sebagian masyarakat di Kabupaten Muarojambi saat bulan Ramadhan tiba.

Penulis: Hasbi Sabirin | Editor: Rahimin
tribunjambi/hasbi sabirin
Mahmud saat bulan Ramadhan tiba memanfaatkan memproduksi kolang kaling dari buah beluluk yang dibeli dari kebun milik tetangganya. 

"Iya kita juga manfaatkan keluarga dan tetangga sekitar sini untuk bantu pengupasan kita upah seribu rupiah perkilogram kolang kaling yang berhasil ia kupas," kata Mahmud.

Istri Mahmud juga membantu memproduksi kolang kaling
Istri Mahmud juga membantu memproduksi kolang kaling (tribunjambi/hasbi sabirin)

Isi kolang kaling berbentuk lonjong dan berwana putih transparan itu, kemudian direndam dalam sebuah baskom supaya bisa tahan lama yang siap dijual kepada masyarakat yang akan manjadikan berbagai macam olahan makanan dan minuman untuk pelepas dahaga saat buka puasa.

Hampir setiap hari saat bulan Ramadhan masyarakat atau pengepul yang berdatangan untuk membeli hasil kolang kalingnya. 

"Dalam bulan puasa tiap tahunnya saya bisa menghasilkan kolang kaling 5-8 pikul yang dijual harga Rp10-15 ribu perkilogram nya, selama bulan puasa sekarang kami sudah produksi 3 pikul kolang kaling setiap hari selalu habis dibeli oleh masyarakat Muarojambi maupun dari Kota Jambi," kata Mahmud.

Ia mengatakan, dalam sebulan saat bulan Ramadhan bisa mendapatkan keuntungan Rp4-5 juta dari jual kolang kaling dan bisa membiayai kebutuhan keluarganya saat ramadan dan lebaran tiba.

Begini Suasana Terkini di Desa Pungut Mudik, Warga Keluar Desa Diawasi Secara Ketat

Penjual Keramik Pasar Sitimang Kota Jambi Manfaatkan Sosial Media Untuk Tingkatkan Penjualan

Pesta Ala Dugem Melanggar Protokol Kesehatan, Swiss-Belhotel Jambi Akui Lalai dan Kecolongan

Saat ini Mahmud mulai mengeluhkan permintaan kolang kaling dari masyarakat juga menurun dari dua tahun sebelumnya.

Ia menilai karena ekonomi masyarakat saat ini juga tidak stabil disebabkan pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir.

"Dua tahun sebelumnya, permintaan kolang kaling dari masyarakat cukup  ramai bahkan kami juga cukup kewalahan menerima pesanannya," pungkasnya.(Tribunjambi.com/ Hasbi Sabirin)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved