Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen - Tuhan yang Berhak Menghakimi

Bacaan ayat: Bilangan 20:12 (TB) - "Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: "Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan

Editor: Suci Rahayu PK
ist
Ilustrasi renungan harian 

Tuhan yang Berhak Menghakimi

Bacaan ayat: Bilangan 20:12 (TB) - "Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: "Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka."

Oleh Pdt Feri Nugroho

Pdt Feri Nugroho
Pdt Feri Nugroho (Instagram @ferinugroho77)

Pengalaman supranatural, menjadi incaran menarik bagi banyak orang untuk membuktikan bahwa yang diimani itu adalah kebenaran.

Secara khusus, tanda supranatural dalam beberapa kesempatan dijadikan sebagai tolok ukur iman: iman yang kuat diidentikan dengan tanda supranatural yang banyak.

Tidak mengherankan jika kesembuhan rohani, pengusiran setan, dan beberapa peristiwa lain, menjadi peristiwa yang menarik minat banyak orang.

Beberapa orang sekedar diyakinkan bahwa Tuhan itu berkarya, sebagian yang lain ingin mengalami peristiwa yang sama terjadi dalam kehidupannya.

Tentu perlu diwaspadai, jangan sampai kecewa kepada Tuhan jika harapannya tidak terwujud.

Sebab otoritas mutlak ada pada Tuhan untuk berkarya sesuai dengan kehendak-Nya.

Baca juga: Renungan Harian Kristen - Hidup Sebagaimana Kristus Telah Hidup

Tuhan Mahakuasa. Dan dalam kemahakuasaan-Nya, Dia berkarya dengan cara yang ajaib.

Dia bisa berkarya dengan cara apa saja yang Ia kehendaki.

Kekeliruan umum yang sering terjadi ketika menjadikan karya Tuhan atas kehidupan sebagai standar iman. Ketika terjadi peristiwa supranatural dinilai imannya lebih kuat dari pada yang tidak mengalami.

Tuhan Yesus sendiri memberikan peringatan, bahwa 'Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!'.

Perkataan Yesus ini tegas, bahwa mujizat yang dilakukan, tidak bisa dijadikan sebagai jaminan bahwa Tuhan akan berkenan.

Perubahan kehidupan sesuai kehendak Tuhan, itu yang dilihat Tuhan untuk mengijinkannya masuk dalam kerajaan sorga.

Baca juga: Renungan Harian Kristen - Tomas Si Peragu

Musa dipilih Tuhan untuk memimpin Israel keluar dari perbudakan di Mesir. Keajaiban hidupnya terjadi sejak kelahirannya.

Terbebas dari ancaman maut ketika masih bayi, menjadi pangeran di Mesir, sampai akhirnya menyampaikan sepuluh tulah demi bebasnya Israel dari Mesir.

Empat puluh tahun memimpin Israel di padang gurun, dengan banyak mujizat dan tanda yang ajaib.

Ia harus berhadapan dengan kenyataan bahwa tidak diijinkan masuk tanah perjanjian ketika Kanaan sudah ada di depan mata.

Dalam dunia pengadilan, bisa Musa naik banding. Dia bisa saja memaparkan segala cerita suksesnya.

Atau paling tidak berbagai mujizat yang dialami, bukankah itu cukup untuk memperlihatkan kualitas iman dan kehidupannya di hadapan Tuhan?

Rasanya tidak adil jika Musa harus tidak diijinkan masuk tanah perjanjian, sementara dia yang adalah orang yang dipilih Tuhan.

Dalam hal ini Tuhan adalah Hakim yang adil. Tuhan bukan hanya melihat apa yang dilihat dan terlihat oleh orang, namun Dia melihat hati.

Dalam hal ini Tuhan melihat, meskipun Musa terlihat hebat dengan mujizat, ternyata Musa tidak percaya kepada tuhan dan tidak menghormati kekudusan Tuhan di depan mata orang Israel.

Ini menjadi persoalan mendasar yang mebuat Musa tidak diijinkan masuk tanah perjanjian. Ia hanya diijinkan untuk melihat, tanpa boleh masuk.

Banyak hal dalam hidup yang kita pikir baik kita lakukan. Bahkan merasa sudah melakukan terbaik.

Pikir kita, hal tersebut dapat membuat Tuhan melakukan yang baik dalam pandangan kita sebagai imbalan.

Ritual ibadah, beberapa peristiwa ajaib, menjadi godaan terselubung bagi kita untuk yakin bahwa iman kita lebih kuat dari yang lain.

Baca juga: Renungan Harian Kristen - Nubuat yang Digenapi

Faktanya, pada lain kesempatan, banyak doa kita yang seakan didiamkan oleh Tuhan.

Tidak jarang pergumulan hidup yang tidak ringan menghampiri perjalanan hidup kita. Hidup terasa tidak adil.

Belajar dari kisah Musa, nampaknya tidak pada tempatnya jika kita berdiri dengan pongah dihadapan Tuhan dengan membawa segudang kebaikan yang sudah kita lakukan untuk diajukan sebagai bahan pertimbangan bagi Tuhan.

Dia Hakim yang adil dan melihat kedalaman hati setiap orang, tanpa bisa ditutupi oleh apapun.

Pilihan terbaik adalah hidup dalam ketaatan dan merendahkan diri dihadapan-Nya.

Yakin dan percayalah, Tuhan itu baik bagi semua orang. Amin

Bacaan Renungan Kristen Lainnya

Renungan Oleh Pdt Feri Nugroho S.Th, GKSBS Palembang Siloam

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved