Penganiayaan Perawat

Pemilik Akun Ratu Entok Dikabarkan Diamankan Polisi Usai Dukung Pria Penganiaya Perawat

Usai turut berkomentar pada kasus penganiayaan perawat di RS Siloam Palembang. Ratu Entok menuai kecaman netizen.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Instagram
Ratu Entok sebut kasus penganiayaan perawat dianiaya ayah pasien sebagai pukulan keras agar tak sepelehkan pasien 

TRIBUNJAMBI.COM - Usai turut berkomentar pada kasus penganiayaan perawat di RS Siloam Palembang, Ratu Entok menuai kecaman netizen.

Dikabarkan ia langsung dijemput Polda Sumut karena mengeluarkan statement kontroversial tentang kasus penganiayaan Perawat RS Siloam Palembang.

Sang selebgram yang diketahui bernama asli Ratu Talisha itu justru menyalahkan para perawat.

Dilansir dari Kompas.com, hal ini pertama kali diketahui dari akun Instagram @mediaperawat, Senin (19/4/2021).

Ratu Entok sebut kasus penganiayaan perawat dianiaya ayah pasien sebagai pukulan keras agar tak sepelehkan pasien
Ratu Entok sebut kasus penganiayaan perawat dianiaya ayah pasien sebagai pukulan keras agar tak sepelehkan pasien (Instagram)

"Info sementara sudah di proses hukum oleh Bidang dan Divisi Hukum DPW PPNI Sumatera Utara dan kuasa hukum Bpk Sukendar membuat Surat protes dan somasi ke Kominfo dan sekarang dalam penyidikan Polda Sumut..semoga segera mendapatkan sanksi sesuai yg berlaku," tulis caption tersebut.

Seperti diketahui sebelumnya, selebgram asal Medan, Sumatera Utara itu, Ratu Talisha alias Ratu Entok buka suara terkait kasus penganiayaan perawat di RS Siloam.

Ia meminta para perawat tidak lagi sombong, dan berkaca dari kasus RS Siloam.

"Ya, karena selama ini kalian banyak yang sombong, banyak yang lantam (angkuh)," katanya.

Lewat akun TikTok @ratu_entok2, Sabtu (17/4/2021) petang, Ratu Entok meminta perawat untuk tidak pandang bulu dalam merawat pasien lantaran terikat sumpah.

"Apalagi kalo merawat dari orang-orang miskin, pasien BPJS, dari pake Surat (Keterangan) Miskin, dari pake surat IS. Heeh, muka perawat kayak tong sampah," teriaknya makin jauh.

Lebih jauh, Ratu Entok pun meminta dengan nada tinggi kepada perawat agar tidak menyepelekan pasien dari keluarga miskin yang menggunakan BPJS.

Ucapan Ratu Entok yang menimbulkan pro-kontra. Walau ada beberapa warganet yang menentang, banyak juga dukungan mengalir kepada Ratu Entok.

Namun Polda Sumut membantah melakukan penangkapan terhadap influencer Ratu Entok yang memiliki nama lengkap Ratu Talisha itu.

"Belum ada untuk kita lakukan penangkapan," ungkap Kasubbid Penmas Polda Sumatera Utara AKBP MP Nainggolan meneruskan pesan Kasubdit Cyber, Senin (19/4/2021) dikutip dari IndoZone.

Baca juga: Update Terbaru Penganiayaan Perawat RS di Palembang, Advokat Batak: Tidak Arogan dalam Bertindak

Baca juga: Tersisa 4 Desa di Provinsi Jambi Sama Sekali Belum Teraliri Jaringan Listrik PLN

Baca juga: Peduli Disabilitas, Ketua DPRD Edi Serahkan Bantuan Kursi Roda

Sempat Viral Karena Protes Sekolah Daring

Nama Ratu Entok pun sudah dikenal sebelumnya sejak tahun 2020.

Ia viral karena protes di sosial media terkait sekolah daring.

Kala itu video nampak seorang emak-emak protes soal sistem belajar daring yang diterapkan dalam dunia pendidikan selama masa pandemi covid-19.

Video protes emak-emak itu yang diketahui berasal dari Medan, Sumatera Utara ini diunggah melalui akun Facebooknya, Ratu Talisha.

Sontak video itu pun menjadi viral dan tersebar luas di berbagai media sosial.

Emak-emak yang menyebut dirinya Ratu Entok itu mengunggah kembali video klarifikasi terkait omelannya dalam video protes yang viral beberapa hari lalu.

Dalam video klarifikasi berdurasi lima menitan itu, Ratu Talisha alias Ratu Entok menghususkan video tersebut kepada para netizen yang berkomentar mengenai isi video sebelumnya.

Menurutnya, anaknya selalu mendapatkan prestasi saat di sekolah sejak TK hingga saat ini duduk di bangku SD.

Itu semua adalah berkat kerja keras dirinya yang selalu mengajarkan anaknya dalam segala hal.

Namun yang jadi permasalahannya adalah mengenai sistem daring yang kini diterapkan oleh berbagai sekolah.

“Yang saya permasalahkan sistem daringnya. Kalau hanya mengasihkan tugas seperti hari-hari biasanya, kita ga heboh karena anak kita ga megang Hp. Hp kita ga terbagi dua,” kata Ratu.

Wanita asal Medan ini kemudian melanjutkan alasan lainnya mengenai permasalahan sistem daring.

“Kedua mata anak kita tidak sakit. Ketiga ga abis beli kuota. Keempat yang paling buat fatal itu adalah dimana-mana dibuka, sekolah tak dibuka,”

“Kalau katanya takut nanti ada apa-apa siswanya metong siswanya mati guru disalahkan, yaudah sekolahnya tutup aja, ga usah ada perbandingan mall dibuka sekolah ditutup,” lanjutnya.

Menurutnya, alasan keempat seperti yang disampaikan olehnya itu lah yang membuat para emak-emak menjadi kepo dan ribut.

Baca juga: Prediksi Cuaca Seminggu ke Depan, Jambi Masih Berpotensi Cuaca Ekstrem

Baca juga: VIDEO: Ratusan Pengemudi Ojek Online di Kota Jambi Jalani Vaksinasi

Baca juga: Terungkap Penganiaya Isteri hingga Kritis di Jelutung Residivis Kambuhan Asal Palembang

Apalagi pelaksanaan sekolah seperti saat tanpa bertatap muka antara siswa dengan guru, akan tetapi uang SPP tetap harus dibayar penuh juga paket buku yang harus dibeli.

“ini sekolah tak sekolah, uang sekolah bayar, buku wajib diambil, lembar ujian tak bisa dikasih kalau kalau ga bayar uang sekolah.

Bahkan satu sekelasnya sekarang tak terima rapor gara-gara tidak bisa sanggup membayar sekaligus tiga bulan uang sekolah anaknya. Cocok ko rasa ?,” imbuhnya.

Dalam pernyataan itu, Ratu mewakili isi hati para emak-emak tidak menyalahkan para guru atas proses pembelajaran yang hanya berlangsung selama 15 menit, namun uang sekolah harus tetap dibayar penuh.

“Masuknya 15 menit, tapi bayar sekolahnya full. Kita ga salahkan guru, guru itu juga sama seperti kita punya anak punya keluarga. Ga bisa pegang handphone terus menerus,”

“Kedua dia juga punya anak, dia juga ga suka seperti ini sistemnya. Kita ga pernah salahkan guru, guru itu cuma pekerja mengikuti sistem dari sekolahnya.

Yang ku permasalahkan sekarang sistem pemerintahan kita, dinas pendidikan kita,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Ratu menyampaikan alasannya tidak menyukai sistem daring ini lantaran membuat heboh para emak-emak saat sejumlah pesan grup sekolah masuk dalam jumlah banyak.

Selain itu, para emak-emak menurutnya juga merasa repot karena ada pekerjaan rumah lainnya yang harus dikerjakan.

Begitu juga tidak semua para ibu sanggup memenuhi kebutuhan paket internet untuk anak-anak mereka.

Bahkan ada yang tidak mampu membeli smartphone untuk kebutuhan belajar daring lantaran ekonomi yang pas-pasan.

Sebelumnya, video Ratu Entok yang mengomel karena pusing dengan sistem daring viral di media sosial.

Lewat video durasi 4 menit 40 detik yang juga diunggah melalui akun Facebooknya itu, Ratu tampak marah-marah.

Ia mengeluh dengan sistem pendidikan daring yang kini sedang dijalani oleh banyak sekolah selama pandemi.

Ratu lantas membandingkan sekolah yang masih dijalankan secara daring, sementara mall, tempat pemandian bahkan jalanan sudah ramai.

"Mal boleh di buka ramai-ramai pakai masker. Ya sudah sekolah juga gitu aja. Suruh pakai masker juga enggak masalah anak-anak ya kan," katanya kesal seperti dikutip dari Tribun Medan.

"Pusing daring-daring ini entah apa, mamaknya pun yang belajar stres. Uang sekolah harus full, buku harus di bayar semua,” tambahnya.

Lebih lanjut, Ratu juga mengaku tak mengerti sistem politik atau memang sistem menteri pendidikan yang kurang paham.

"Tak adanya corona corona. Mal di buka mandi-mandi awak semalam itu meriah disana. Tumpuk-tumpukan lagi orang dari mana-mana. Enggak adanya awak mati, enggak ada corona," katanya.

"Anak sekolah orangnya itu-itu aja tapi enggak boleh masuk. Kalau misalnya apa pakai masker kan sehat-sehat ajanya ya kan. Daring yang ada darting, mamaknya belajar. Anak makin bodoh. Ini namanya pembodohan secara nyata, penjajahan secara enggak langsung," lanjutnya.

Ratu pun menyebut kalau orang tua anak pekerjaannya hanya masak, nyambel di rumah enggak apa-apa.

Setelahnya tinggal buka handphone untuk mengajari anak.

Tapi, lanjut Ratu itupun kalau orang tuanya punya handphone.

Jika tidak ada bagaimana anak mereka bisa belajar. (Serambinews.com/Yeni Hardika)

Baca juga: Benarkah 6 Menteri Ini yang Bakal Diganti Presiden Jokowi Pada 21 April Mendatang? Ini Namanya

Baca juga: Merangin Berduka, Asisten III Tutup Usia, Al Haris Sampaikan Belasungkawa 

Baca juga: Terungkap Lokasi Diduga Penista Agama Jozeph Paul Zhang, Ternyata Ini Nama Aslinya

Berita lainnya terkait penganiayaan perawat

SUMBER: TRIBUN TIMUR

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved