Berita Kota Jambi

Perusahaan Otobus di Jambi Kecewa Adanya Kebijakan Larangan Mudik Saat Lebaran 2021

Dirinya pun mengaku siap apabila memang ada aturan pihak pool Sari Mustika untuk mempersiapkan dan membantu calon penumpang untuk urus rapid test.

Penulis: Monang Widyoko | Editor: Nani Rachmaini
tribunjambi/monang
Di terminal. Perusahaan Otobus di Jambi Kecewa Adanya Kebijakan Larangan Mudik saat Lebaran 2021 


TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Wakil Direktur PT Jambi Transport (Bus Jatra), Marlina mengatakan dirinya kecewa dengan kebijakan pemerintah tentang keputusan larangan mudik pada lebaran 2021 nanti.

"Tahun kemarin sudah dilarang, lalu sekarang kembali dilarang. Mau bagaimana pun saat-saat seperti inilah (libur lebaran) kami bisa kembali mencari uang," ungkapnya, Selasa (30/3/2021).

Dirinya berujar, untuk hari-hari biasa tidak begitu memadai penumpang yang ada. 

"Hari-hari biasa itu tidak memadai dan sepi sekali. Yang ada bus itu jalan dengan penumpang tidak sampai separuh. Untuk mencapai 20 orang saja sangat sulit," jelasnya.

Ia pun mau tidak mau harus mengoper penumpangnya untuk keberangkatan selanjutnya agar tidak terjadi bus berangkat dengan banyak kursi kosong.

"Kebutuhan terus naik, terutama harga ban, gaji sopir, listrik, dan biaya lainnya. Harusnya saat lebaran ini kami bisa menikmati hasil," katanya.

Sementara itu Pimpinan Cabang Bus Sari Mustika Jambi, Tesna Pramana Putra mengatakan dirinya pun juga cukup kecewa dengan peraturan pemerintah saat ini.

Terlebih menurutnya pemerintah suka menggantungkan peraturan yang berimbas perusahaan otobus tidak dapat mempersiapkan langkah-langkah pasti.

"Ya kalau untuk pemerintah kami hanya bisa curhat, ya mengeluh. Kalau dibilang kecewa ya cukup kecewa. Kalau maunya kami itu ya tetap jalan teruslah," ujar pria yang akrab disapa Sukoyok ini.

Namun bagaimanapun dirinya tetap menerima apapun yang menjadi keputusan pemerintah dan mencoba bermain aman dengan operasi bus terakhir pada 3 Mei mendatang.

"Jadi kami main aman saja. Mulai 3 Mei terakhir jalan. Takutnya kalau di 4 Mei, misalkan kita ada keterlambatan di jalan, takutnya di daerah-daerah misalkan di wilayah Sematang sampai pukul 00.00 WIB tanggal 6 Mei. Bisa-bisa kita tertahan di sana dan kasihan penumpangnya. Ya kalau ada kompensasi masuk," terangnya.

Dirinya pun berharap agar pemerintah memberikan peraturan yang pasti agar kerja pengelola otobus tidak mengambang.

"Kalau dari kami ini harapannya pada pemerintah itu berikanlah regulasi yang pasti bagi pelaku usaha otobus seperti kami ini. Sebab saat ini kerja kami mengambang, belum ada info resmi dari Dishub ke kami," katanya.

Ia menambahkan, saat ini kondisi pandemi pihak Dishub bila ingin memberikan info perihal regulasi baru dengan cara door to door. Namun dirinya sampai saat ini belum menerima itu.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved