Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen - Menemukan Hikmat Allah dalam Sejarah

Bacaan ayat: Roma 11:36 (TB) - "Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama

Editor: Suci Rahayu PK
ist
Ilustrasi renungan harian 

Menemukan Hikmat Allah dalam Sejarah

Bacaan ayat: Roma 11:36 (TB) - "Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!".

Oleh Pdt Feri Nugroho

Pdt Feri Nugroho
Pdt Feri Nugroho (Instagram @ferinugroho77)

Kata 'heran', empat puluh tahun yang lalu dimaknai sebagai bentuk rasa kagum yang tiada terkira.

Kekaguman tersebut membawa seseorang untuk menghormati dan menghargai apa yang membuatnya takjub. Itu sebabnya, kata tersebut dipakai dalam sebuah syair lagu: 'Allah kita heran dan besar'.

Hari ini, syair tersebut terasa janggal untuk didengar dan dipahami ketika kata 'heran' merujuk pada makna lain.

Bisa jadi kata tersebut dimaknai oleh seseorang yang sedang merasa tidak yakin akan tindakan seseorang dengan kalimat, 'Saya heran. Mengapa dia bisa melakukan tindakan tersebut.'

Baru satu kata saja kita sudah diperhadapkan pada pemahaman yang berbeda-beda, terlebih lagi jika dikaitkan dengan bahasa dan budaya yang berbeda, tentu sangat rentan terjadi salah paham yang bisa menciptakan paham yang salah terhadap segala sesuatu.

Nampaknya, perubahan selalu ada dalam kehidupan. Konteks selalu dinamis.

Terjadi perubahan makna pada suatu hal, atau pergantian arti. Apa yang berjaya pada hari ini, belum tentu berjaya pada seratus tahun yang akan datang.

Baca juga: Renungan Harian Kristen - Menderita Karena Kebenaran

Segala sesuatu pernah indah pada masanya, dan tugas setiap generasi menemukan keindahan tersebut sebagai karya ajaib dan hikmat Tuhan dalam sejarah.

Bangsa Israel berjaya sebagai bangsa pilihan Allah. Kelahirannya dibidani oleh Allah sendiri.

Dalam otoritas-Nya, Allah telah memilih dan memanggil Abraham sebagai cikal bakal sebuah sebuah bangsa dimana melaluinya, Allah merancang penyelamatan.

Cucu Abraham yang bernama Yakub, diubah namanya oleh Allah menjadi Israel yang hadir dalam sejarah menjadi sebuah bangsa. Mereka bangsa pilihan, pada jalur penyelamatan.

Sepak terjangnya sebagai bangsa dicatat hampir memenuhi seluruh Alkitab.

Mereka disebut sebagai umat pilihan Allah, milik Allah, kepunyaan Allah.

Fakta yang ditemukan Paulus, ternyata bangsa ini justru menolak Mesias yang dijanjikan.

Mereka tidak percaya bahwa Yesus adalah Juruselamat yang dijanjikan.

Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi, sementara rancangan penyelamatan Allah ada dalam sejarah mereka?

Jika mereka tidak percaya, bagaimana mungkin bangsa lain dapat percaya dan diselamatkan?

Dengan jitu Paulus memberikan sebuah penjelasan, bahwa Allah tidak pernah menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya kepada Israel meskipun mereka menolak.

Setiap orang, mempunyai tanggung-jawab untuk merespon dengan pilihan percaya atau tidak percaya dengan karya penyelamatan Allah tersebut.

Dalam hal pilihan, Allah selalu konsisten: Ia menghargai pilihan manusia.

Renungan Harian Kristen - Mengosongkan Diri untuk Mengisi Kehidupan

Lalu bagaimana ketika hal tersebut dihubungkan dengan karya penyelamatan Allah selanjutnya?

Kembali Paulus menegaskan, mengenai Injil mereka, yaitu bangsa Israel, adalah seteru Allah.

Karya penyelamatan Allah justru melebar dan meluas kepada bangsa-bangsa lain karena penolakan mereka.

Penindasan yang mereka prakarsai, dan Paulus salah satu pelaku sejarah menganiaya jemaat Tuhan sebelum dipanggil oleh Tuhan secara khusus, justru membuat berita Injil tersebar luas keluar dari Yerusalem kepada bangsa-bangsa lain disekitarnya.

Mengenai pilihan, bangsa Israel adalah kekasih Allah oleh karena nenek moyang.

Itu sebabnya karya penyelamatan tetap berlaku untuk diberitakan kepada mereka, namun kali ini tidak tertutup pada mereka saja namun terbuka luas bagi siapa saja yang mau percaya.

Betapa ajaibnya hikmat Allah dalam karya menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.

Pilihan manusia yang menolak tidak menghalangi kasih Allah untuk tetap menyelamatkan.

Kejahatan manusia akibat dosa, tidak menghambat karya penyelamatan Allah terus ada dalam sejarah, melampaui bahasa dan budaya yang terus berubah dalam konteks yang dinamis.

Sampai akhirnya, Paulus sampai pada sebuah kesimpulan bahwa segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!

Artinya Allah yang menciptakan kehidupan dan merancang penyelamatan, Ia sendiri juga yang melakukan tindakan penyelamatan yang tujuan akhirnya adalah kembalinya rancangan awal Allah tentang kehidupan yaitu hidup kekal, akan terwujud secara nyata.

Menyaksikan fakta ini, sudah seharusnya kehidupan kita diarahkan untuk fokus pada kemuliaan Allah dan bukan diri sendiri.

Segala hal yang kita lakukan dalam kehidupan, sepatutnya diarahkan untuk membangun kehidupan yang lebih baik sebagaimana Allah kehendaki sejak semula.

Jika bekerja, lakukan untuk kemuliaan Tuhan. Jika berkata-kata katakanlah pengharapan yang membangun kehidupan.

Jika berelasi, bangunlah relasi yang harmonis dalam kasih dan perdamaian. Berprofesi sebagai apapun, lakukan untuk kemuliaan Tuhan. Amin.

Baca Renungan Kristen Lainnya

Renungan oleh Pdt Feri Nugroho S.Th, GKSBS Palembang Siloam

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved