Berita Internasional

PRANCIS Main Api dengan Kirim 2 Kapal Perang ke Laut China Selatan, Naikkan Tensi Perang AS & China

Hal itu dikarenakan perselisihan antara Amerika Serikat (AS) dan China di Laut China Selatan, makin menegangkan saja.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
USNI News
China Semakin Diobok-obok, Prancis Bergabung dengan US Navy Tantang Perang Beijing 

TRIBUNJAMBI.COM - Laut China Selatan (LCS) kini jadi wilayah yang sangat rawan di dunia saat ini.

Pasalnya, wilayah itu bisa jadi tempat meletusnya api peperangan yang dikhawatirkan akan segera berkobar.

Hal itu dikarenakan perselisihan antara Amerika Serikat (AS) dan China di Laut China Selatan, makin menegangkan saja.

Keterlibatan Prancis di Laut China Selatan dapat memicu amarah militer China dan berpotensi memperkeruh keadaan.

Baca juga: Ternyata ini Alasan China Sangat Ngotot Mengklaim Perairan Laut China Selatan

Baca juga: Beredar Isu Warga Tiongkok Tidak Divaksin Sinovac Terungkap Ini yang Disuntikkan Saat Dubes ke China

Baca juga: Ketegangan Antara Jepang dan China Memuncak, Sama-sama Perbanyak Pasukan di Kawasan Laut China Timur

Dua kapal perang Prancis mendekati Laut China Selatan, Prancis disebutkan wajib berhenti sejenak dan mengevaluasi kembali sinyal yang dikirimnya ke China.

Kementerian Angkatan Bersenjata Prancis mengatakan kegiatan itu untuk mendukung "kebebasan navigasi", tetapi istilah ini telah menjadi sarat politik karena sebagian besar kebebasan operasi navigasi AS di wilayah tersebut ditujukan ke China.

Ada banyak hal yang bisa dibaca soal tindakan Prancis di Laut China Selatan.

Bagi China, mungkin sudah sangat tampak bahwa Prancis secara umum mendukung strategi politik dan militer AS di wilayah tersebut.

Ini mengundang kemarahan ekonomi, politik, dan mungkin juga militer China.

Dalam hal ini, Prancis bisa saja dibilang sedang bermain api di Laut China Selatan.

Melansir South China Morning Post, Jumat (12/3/2021), di era Donald Trump, tujuan AS di Laut China Selatan adalah untuk mempertahankan hegemoni.

Sejauh ini, pemerintahan Joe Biden juga belum mengingkari tujuan tersebut hingga kini, dan tampaknya masih melanjutkan cara Trump.

China dan Asia Tenggara juga memandang kebijakan Prancis di Asia dalam konteks aliansinya dengan AS dan masa lalunya sebagai penguasa kolonial.

Baca juga: Setelah Ronaldo dan Messi, Nama-nama Pesepak Bola Ini Diprediksi Bakal Jadi Megabintang Baru

Baca juga: Merasa Diancam Debt Collector Pinjaman Online? Tenang Saja, Polisi dengan Senang Hati Memburunya

Baca juga: Suami Paksa Istri Hamil Ngaku dan Berkata Jujur Sudah Selingkuh dengan Tetangga, Berakhir Tragis

Bahkan bisa dikatakan tidak perlu banyak waktu untuk meyakinkan China bahwa Prancis mendukung upaya AS untuk menahannya.

Ini adalah sinyal yang dikirim Prancis dengan berpartisipasi dalam latihan bersama dengan India, Australia, Jepang, dan AS.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved